Presiden Joko Widodo, Sabtu (14/8), secara resmi melepas ekspor komoditas pertanian senilai Rp7,29 triliun ke 61 negara tujuan utama, di antaranya China, Amerika Serikat, India, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Inggris, Jerman, Rusia, Uni Emirat Arab, dan Pakistan. Ekspor komoditas tersebut dilakukan di bawah program yang disebut Merdeka Ekspor Pertanian.
“Hari ini kita akan melakukan ekspor komoditas pertanian secara serentak dari 17 pintu ekspor melalui Bandar Udara dan Pelabuhan Laut di berbagai daerah di Indonesia, sebagai memontum penguatan ekspor untuk komoditas pertanian Indonesia. Dan menandai kebangkitan ekonomi nasional di tengah pandemi. Dengan mengucap Bismilah hari ini saya resmikan pelepasan Merdeka Ekspor Pertanian tahun 2021,” ungkap Jokowi dalam acara Pelepasan Merdeka Ekspor Pertanian secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu (14/8).
Dalam kesempatan ini, Jokowi menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para petani, peternak, pekebun, pelaku usaha agribisnis dan pemangku kepentingan di sektor pertanian. Menurut Presiden, mereka telah bekerja keras selama pandemi COVID-19 sehingga berhasil meningkatkan ekspor produk-produk pertanian nasional.
Hasilnya pun, kata Jokowi, cukup menggembirakan. Pada 2020 ekspor pertanian nasional mencapai Rp451,8 triliun, naik 15,79 persen dibandingkan 2019 sebesar Rp390,16 triliun. Presiden menambahkan pada periode Januari-Juni 2021 kinerja ekspor pertanian terus menunjukkan tren yang cukup baik, yakni tercatat Rp282,86 triliun atau naik 14,05 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 sebesar Rp202,05 triliun.
Jokowi mengklaim kesejahteraan petani meningkat seiring dengan naiknya ekspor komoditas pertanian tersebut. Berdasarkan catatan yang dimilikinya, nilai tukar petani Tanah Air terus membaik di mana pada Juni 2020 nilai tukar petani berada di angka 99,06. Angka ini konsisten terus naik hingga Desember 2020 sebesar 103,25 dan menjadi 103,59 pada Juni 2021.
“Menurut saya ini sebuah kabar yang baik, yang bisa memacu semangat para petani-petani kita untuk tetap produktif di masa pandemi,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menginstruksikan kepada para kepala daerah untuk terus menggali potensi ekspor di daerahnya masing-masing. Selain itu, pemimpin daerah juga harus terus memperkuat petani dengan akses permodalan, inovasi teknologi dan juga pendampingan.
"Saya sudah banyak berbicara dengan Dirut Perbankan, agar pertanian mendapatkan perhatian khusus, karena ini ada kesempatan, seperti tadi disampaikan oleh Mentan mengenai porang, ada pasar yang besar yang bisa kita masuki. Dan juga saya minta sambungkan dengan suply chain nasional, dan suply chain global, sehingga petani mudah untuk mengekspor, pelaku-pelaku usaha pertanian juga mudah untuk mengeskpor sehingga bisa berkembang menjadi sentra-sentra produksi pertanian yang berorientasi ekspor,” jelasnya.
Dari 514 kabupaten/kota yang ada di Indonesia, ujarnya, baru 293 kabupaten/kota yang memiliki sentra komoditas pertanian unggulan ekspor, seperti kelapa sawit, karet, kopi dan lain-lain. Menurutnya masih banyak komoditas pertanian di Indonesia yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Maka dari itu, menurut Presiden, fokus untuk meningkatkan produksi ekspor pertanian saja tidaklah cukup. Diperlukan penguasaan inovasi teknologi tinggi untuk meningkatkan produktivitas, melakukan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dan harus menghitung skala ekonomi dengan klasterisasi, dan juga mekanisasi.
“Pengembangan produk dan juga promosi produk berbasis digital ini juga harus kita kembangkan agar produk-produk pertanian kita semakin dikenal luas dan semakin kompetitif. Pasar dalam dan luar negeri juga harus terus kita perkuat,” katanya.
“Di dalam negeri kita ajak masyarakat untuk mencintai, membeli hasil-hasil pertanian kita sendiri, dan untuk mengkonsumsi pangan yang sehat, produksi bangsa kita sendiri. Pasar di luar negeri, juga digarap dengan intensif dan terintegrasi, terpadu, dan mulai masuk ke pasar-pasar negara-negara non-tradisional yang ini kesempatan dan momentum kita yang sangat baik di kala pandemi sehingga potensi pasar semakin meluas,” papar Jokowi.
Ekspor Komoditas Pertanian Naik Tiga Kali Lipat
Sementara itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, Merdeka Ekspor Pertanian bertujuan untuk mempercepat ekspor produk pertanian di seluruh Indonesia, lalu menggerakkan provinsi, kabupaten/kota untuk menyenggarakan ekspor komoditas pertanian, dan mendorong pencapaian gerakan tiga kali lipat ekspor pertanian di seluruh daerah di Indonesia.
Pada tahun 2024 mendatang, pihaknya menargetkan ekspor produk pertanian bisa meningkat tiga kali lipat dibandingkan saat ini. Lewat program gerakan tiga kali lipat Kementerian Pertanian akan melakukan beberapa strategi demi terwujudnya target tersebut.
Pertama, katanya, meningkatkan volume ekspor melalui kerja sama dan investasi dengan pemerintah daerah, dan stakeholder lainnya. Kedua, menambah ragam komoditi ekspor dalam bentuk olahan hasil pertanian, ketiga mendorong pertumbuhan eksportir baru melalui pertumbuhan agripreneur yang selama ini telah dilatih.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dalam acara Pelepasan Merdeka Ekspor tahun 2021 kali ini sebanyak 627,7 juta ton produk pertanian telah diekspor ke 61 negara yang terdiri dari hasil perkebunan sebanyak 564,6 juta ton, tanaman pangan 4,3 juta ton, holtikultura 7,2 juta ton, peternakan 4 juta ton dan beberapa hasil komoditas lainnya.
Ia pun mengakui ekspor produk pertanian Indonesia masih di dominasi perkebunan utamanya kelapa sawit. Maka dari itu, pihaknya mulai memperluas potensi produk pertanian lainnya untuk bisa diekspor.
“Kami mulai mendorong lebih cepat ekspor produk pertanian selain kelapa sawit seperti komoditi porang, sarang burung wallet, lipan, magot seperti yang diperintahkan kepada kami serta komoditi potensial ekspor lainnya yang juga ada di semua provinsi," katanya.
Pemerintah, lanjut Syahrul, juga mulai merencanakan uji coba ekspor beberapa komoditas, seperti beras ke Saudi Arabia, ekspor daging ayam ke Jepang, Timor Leste, Qatar, Uni Emirat Arab.
"Dan kami juga rencanakan minggu depan mulai menjajakan pasar ayam kita ke Hong Kong,” ungkap Syahrul.
Ditambahkannya, dari 514 kabupaten/kota setidaknya ada 173 kabupaten/kota yang belum melakukan ekspor komoditas pertanian. Pihaknya pun mentargetkan pada 2024 mendatang seluruh kabupaten/kota akan mampu melakukan ekspor tersebut. [gi/ah]