Keberhasilan Spanyol menjual obligasi menunjukkan negara itu masih bisa mendapatkan pinjaman. Namun, tingkat suku bunga tinggi menggarisbawahi kekhawatiran investor mengenai permasalahan sektor perbankan negara itu.
Para pemimpin Eropa mungkin akan mencapai kesepakatan untuk menyelamatkan bank-bank Spanyol. Seorang analis dari lembaga kajian Bruegel yang berkantor pusat di Brussels, Shahin Vallée, yakin kesepakatan mungkin bisa dicapai dalam beberapa hari, walaupun rinciannya mungkin tidak akan diumumkan sampai KTT Uni Eropa mendatang akhir bulan ini.
Ia mengatakan, “Kenyataan bahwa semua orang sampai kepada pemikiran bahwa bantuan keuangan dibutuhkan merupakan perkembangn positif. Ketidaksepahaman antara Prancis dan Jerman mungkin adalah mengenai jumlahnya dan penggunaan uang itu.”
Jerman, perekonomian terbesar Eropa, mungkin menginginkan syarat-syarat talangan yang keras bagi Spanyol yang akan termasuk pengawasan ketat. Vallée mengatakan Prancis akan mendesakkan restrukturisasi sistem yang lebih luas perbankan Eropa.
Spanyol belum meminta bantuan dari Uni Eropa. Para pejabat Spanyol bertekad akan mencegah syarat-syarat tegas serupa yang diberlakukan pihak pemberi pinjaman dalam menalangi Yunani, Portugal, dan Irlandia. Para analis mengatakan Spanyol punya posisi tawar menawar sebagai perekonomian keempat terbesar zona euro, sehingga keruntuhannya akan menjadi malapetaka bagi ke-17 negara zona euro.
Para pemimpin Eropa berada di bawah tekanan untuk bertindak secara mulus dalam mengatasi krisis Spanyol dan masalah utang zona euro yang lebih besar. Pesan itu disampaikan oleh Bank Sentral Eropa (ECB) minggu ini, ketika memutuskan untuk tidak mengubah tingkat suku bunga yang sebesar satu persen.
Pada konferensi pers, pimpinan ECB Mario Draghi mengatakan kebijakan moneter tidak cukup untuk mengatasi krisis zona euro.
Berita-berita ekonomi yang lebih mengkhawatirkan datang dari Prancis, perekonomian terbesar kedua Eropa. Data-data baru yang diumumkan menunjukkan tingkat pengangguran sebesar 10 persen, ke-12 tertinggi dalam setahun.
Tetapi, analis Vallée yakin Presiden baru terpilih François Hollande, yang mempromosikan pertumbuhan sebagai pemecahan utama bagi permasalahan Eropa, punya sedikit ruang untuk bergerak.
Ia memaparkan, “Saya rasa Prancis benar-benar punya sejumlah isu kebijakan dalam negeri yang harus diatasi. Tetapi, jika Hollande secara positif ikut menyumbang untuk mengatasi krisis Eropa, saya rasa, ia bisa punya waktu sebelum melakukan reformasi struktural penting di Prancis.”
Bagi Spanyol, ujian besar lainnya mungkin terjadi hari Senin, ketika Dana Moneter Internasional mengeluarkan laporan dan hasil pemeriksaan independen atas sistem perbankan negara itu.
Para pemimpin Eropa mungkin akan mencapai kesepakatan untuk menyelamatkan bank-bank Spanyol. Seorang analis dari lembaga kajian Bruegel yang berkantor pusat di Brussels, Shahin Vallée, yakin kesepakatan mungkin bisa dicapai dalam beberapa hari, walaupun rinciannya mungkin tidak akan diumumkan sampai KTT Uni Eropa mendatang akhir bulan ini.
Ia mengatakan, “Kenyataan bahwa semua orang sampai kepada pemikiran bahwa bantuan keuangan dibutuhkan merupakan perkembangn positif. Ketidaksepahaman antara Prancis dan Jerman mungkin adalah mengenai jumlahnya dan penggunaan uang itu.”
Jerman, perekonomian terbesar Eropa, mungkin menginginkan syarat-syarat talangan yang keras bagi Spanyol yang akan termasuk pengawasan ketat. Vallée mengatakan Prancis akan mendesakkan restrukturisasi sistem yang lebih luas perbankan Eropa.
Spanyol belum meminta bantuan dari Uni Eropa. Para pejabat Spanyol bertekad akan mencegah syarat-syarat tegas serupa yang diberlakukan pihak pemberi pinjaman dalam menalangi Yunani, Portugal, dan Irlandia. Para analis mengatakan Spanyol punya posisi tawar menawar sebagai perekonomian keempat terbesar zona euro, sehingga keruntuhannya akan menjadi malapetaka bagi ke-17 negara zona euro.
Para pemimpin Eropa berada di bawah tekanan untuk bertindak secara mulus dalam mengatasi krisis Spanyol dan masalah utang zona euro yang lebih besar. Pesan itu disampaikan oleh Bank Sentral Eropa (ECB) minggu ini, ketika memutuskan untuk tidak mengubah tingkat suku bunga yang sebesar satu persen.
Pada konferensi pers, pimpinan ECB Mario Draghi mengatakan kebijakan moneter tidak cukup untuk mengatasi krisis zona euro.
Berita-berita ekonomi yang lebih mengkhawatirkan datang dari Prancis, perekonomian terbesar kedua Eropa. Data-data baru yang diumumkan menunjukkan tingkat pengangguran sebesar 10 persen, ke-12 tertinggi dalam setahun.
Tetapi, analis Vallée yakin Presiden baru terpilih François Hollande, yang mempromosikan pertumbuhan sebagai pemecahan utama bagi permasalahan Eropa, punya sedikit ruang untuk bergerak.
Ia memaparkan, “Saya rasa Prancis benar-benar punya sejumlah isu kebijakan dalam negeri yang harus diatasi. Tetapi, jika Hollande secara positif ikut menyumbang untuk mengatasi krisis Eropa, saya rasa, ia bisa punya waktu sebelum melakukan reformasi struktural penting di Prancis.”
Bagi Spanyol, ujian besar lainnya mungkin terjadi hari Senin, ketika Dana Moneter Internasional mengeluarkan laporan dan hasil pemeriksaan independen atas sistem perbankan negara itu.