SOLO —
Yel-yel ungkapan kegembiraan menggema di pintu keluar kedatangan internasional Bandar Udara Adi Soemarmo Solo, Selasa sore (21/1), menyambut ratusan atlet Indonesia yang baru mendarat dari Myanmar.
Para atlet difabel -- tuna rungu, tuna netra, tuna daksa, berkursi roda dan sebagainya -- menyatakan kebahagiaannya meraih medali di ASEAN Para Games di Myanmar akhir pekan lalu. Juru bicara National Paralympic Comittee, Senny Marbun mengatakan, kontingen Indonesia mengukir sejarah menjadi juara umum dalam kompetisi tahun ini.
“Ini sejarah..baru pertama kali Indonesia menjadi juara umum ASEAN PARAGAMES. Dari sejak berdirinya BPOC, YPOC, hingga National Paralympic ya baru kali ini juara umum. Saat Indonesia jadi tuan rumah ASEAN Para Games 2011, justru jadi runner up. Kita dapat 99 medali emas, Thailand 96 medali emas..ya sangat tipis, cuma beda 3 medali,” ujarnya.
Atlet tenis meja David Yakob menyapu bersih tiga medali emas di tiga kategori, yang menurutnya sesuai dengan target tim Indonesia.
“Ya saya sangat bersyukur Indonesia bisa menjadi juara umum, pertama kali dalam ASEAN Para Games. Apalagi cabang olahraga tenis meja tim kita juga menjadi juara umum,” ujarnya.
Deputi Menteri Pemuda dan Olahraga Bidang Peningkatan Prestasi, Djoko Pekik mengatakan pemerintah menyiapkan bonus bagi para atlet dan pelatih yang mampu meraih medali di ASEAN Para Games.
“Konsep bonus untuk atlet periah medali sama dengan saat ASEAN Para Games 2011 di Solo, Indonesia. Hanya nanti akank ita hitung lagi kemampuan anggaran yang kita miliki. Kalau ada anggaran lebih ya kita ingin kasih bonus lebih banyak. Tahun 2011 lalu kan satu medali emas dapat bonus Rp 50 juta rupiah, (medali) perak Rp 30 juta, dan perunggu Rp 20 juta rupiah. Ya semoga kita bisa kasih lebih banyak,” katanya.
Indonesia mengirimkan 150 atlet untuk ASEAN Para Games ke-7 di Myanmar, untuk mengikuti delapan dari 13 cabang olahraga yang dipertandingkan.
Indonesia berhasil mendapat 99 medali emas, 69 perak, dan 49 perunggu. Sementara rival terdekat kontingen Merah Putih yakni Thailand memperoleh 96 emas, 82 perak, dan 70 perunggu. Cabang olah raga renang menjadi peraih medali emas terbanyak dengan perolehan 36 emas, 16 perak, dan 12 perunggu. Lalu disusul atletik dengan 31 emas, 32 perak, dan 20 perunggu. Sementara tenis meja menyumbangkan 16 medali emas, 10 perak, dan 9 perunggu.
Ini merupakan pertama kalinya, Indonesia berhasil menjadi juara umum ASEAN Para Games semenjak digelar pertama kali di Kuala Lumpur 2001 lalu.
Para atlet difabel -- tuna rungu, tuna netra, tuna daksa, berkursi roda dan sebagainya -- menyatakan kebahagiaannya meraih medali di ASEAN Para Games di Myanmar akhir pekan lalu. Juru bicara National Paralympic Comittee, Senny Marbun mengatakan, kontingen Indonesia mengukir sejarah menjadi juara umum dalam kompetisi tahun ini.
“Ini sejarah..baru pertama kali Indonesia menjadi juara umum ASEAN PARAGAMES. Dari sejak berdirinya BPOC, YPOC, hingga National Paralympic ya baru kali ini juara umum. Saat Indonesia jadi tuan rumah ASEAN Para Games 2011, justru jadi runner up. Kita dapat 99 medali emas, Thailand 96 medali emas..ya sangat tipis, cuma beda 3 medali,” ujarnya.
Atlet tenis meja David Yakob menyapu bersih tiga medali emas di tiga kategori, yang menurutnya sesuai dengan target tim Indonesia.
“Ya saya sangat bersyukur Indonesia bisa menjadi juara umum, pertama kali dalam ASEAN Para Games. Apalagi cabang olahraga tenis meja tim kita juga menjadi juara umum,” ujarnya.
Deputi Menteri Pemuda dan Olahraga Bidang Peningkatan Prestasi, Djoko Pekik mengatakan pemerintah menyiapkan bonus bagi para atlet dan pelatih yang mampu meraih medali di ASEAN Para Games.
“Konsep bonus untuk atlet periah medali sama dengan saat ASEAN Para Games 2011 di Solo, Indonesia. Hanya nanti akank ita hitung lagi kemampuan anggaran yang kita miliki. Kalau ada anggaran lebih ya kita ingin kasih bonus lebih banyak. Tahun 2011 lalu kan satu medali emas dapat bonus Rp 50 juta rupiah, (medali) perak Rp 30 juta, dan perunggu Rp 20 juta rupiah. Ya semoga kita bisa kasih lebih banyak,” katanya.
Indonesia mengirimkan 150 atlet untuk ASEAN Para Games ke-7 di Myanmar, untuk mengikuti delapan dari 13 cabang olahraga yang dipertandingkan.
Indonesia berhasil mendapat 99 medali emas, 69 perak, dan 49 perunggu. Sementara rival terdekat kontingen Merah Putih yakni Thailand memperoleh 96 emas, 82 perak, dan 70 perunggu. Cabang olah raga renang menjadi peraih medali emas terbanyak dengan perolehan 36 emas, 16 perak, dan 12 perunggu. Lalu disusul atletik dengan 31 emas, 32 perak, dan 20 perunggu. Sementara tenis meja menyumbangkan 16 medali emas, 10 perak, dan 9 perunggu.
Ini merupakan pertama kalinya, Indonesia berhasil menjadi juara umum ASEAN Para Games semenjak digelar pertama kali di Kuala Lumpur 2001 lalu.