Tautan-tautan Akses

Jumlah Kasus Baru COVID di India Sedikit Menurun


Istri dari pria yang bernama Nanhe Pal, 52, menangis saat memohon bantuan oksigen untuk suaminya, yang menderita gangguan pernapasan di Gurudwara (kuil Sikh), di tengah penyebaran COVID-19, di Ghaziabad, India, 3 Mei 2021. (Foto: Reuters)
Istri dari pria yang bernama Nanhe Pal, 52, menangis saat memohon bantuan oksigen untuk suaminya, yang menderita gangguan pernapasan di Gurudwara (kuil Sikh), di tengah penyebaran COVID-19, di Ghaziabad, India, 3 Mei 2021. (Foto: Reuters)

Data harian COVID India menunjukkan sedikit penurunan tetapi masih tetap tinggi. Kementerian Kesehatan, Senin (10/5), menyatakan ada 366.161 infeksi baru dan 3.754 kematian akibat virus corona dalam periode 24 jam sebelumnya. Para pakar kesehatan masyarakat menyatakan mereka yakin jumlah kasus baru dan kematian itu lebih rendah daripada angka sesungguhnya.

India mencatat 22,6 juta kasus COVID sejauh ini, menurut Johns Hopkins Coronavirus Resource Center. Hanya AS yang memiliki kasus infeksi lebih banyak, 32,7 juta dari total 158,3 juta kasus COVID di seluruh dunia, menurut Hopkins.

Ada kekhawatiran yang berkembang di India mengenai infeksi jamur yang mempengaruhi pasien COVID dan orang-orang yang telah pulih dari penyakit itu. Mucormycosis disebabkan oleh jamur dan dapat mempengaruhi struktur wajah seseorang dan pada beberapa kasus dapat menyebabkan kebutaan. Pasien COVID dengan diabetes terutama yang rentan terhadap mucormycosis, kata para pakar medis.

Seorang anggota keluarga melempar karangan bunga untuk memberi penghormatan kepada kerabat yang meninggal karena COVID-19 di sebuah krematorium dekat kuil Pashupatinath di Kathmandu, Nepal. (Foto: AP)
Seorang anggota keluarga melempar karangan bunga untuk memberi penghormatan kepada kerabat yang meninggal karena COVID-19 di sebuah krematorium dekat kuil Pashupatinath di Kathmandu, Nepal. (Foto: AP)

Nepal, yang sedang berjuang keras mengatasi wabah, mulai kekurangan oksigen dan tangki oksigen. Negara itu telah meminta para pendaki dan pemandu Gunung Everest agar tidak meninggalkan tabung oksigen mereka di gunung dan membawa kembali tabung itu agar fasilitas medis dapat mengisinya dan memberikannya kepada pasien COVID.

Kul Bahadur Gurung, pejabat senior di Asosiasi Pendaki Nepal, mengatakan kepada Reuters, “Kami mengimbau para pendaki dan Sherpa untuk membawa kembali tabung-tabung yang kosong sedapat mungkin karena tabung itu dapat diisi kembali dan digunakan untuk perawatan pasien virus corona yang sangat membutuhkan.”

Seorang pejabat kementerian kesehatan Nepal mengatakan kepada Reuters, negara itu memerlukan 25 ribu tangki oksigen yang mendesak.

KTT Uni Eropa, Kritik AS

Pada hari kedua KTT di Portugal pada hari Sabtu (8/5), Uni Eropa menyetujui perpanjangan kontrak dengan Pfizer-BioNTech untuk menyediakan hingga 1,8 miliar dosis tambahan vaksinnya hingga 2023.

Pfizer telah menyediakan 600 juta dosis vaksin untuk Uni Eropa, sebagaimana yang diminta dalam kontrak awal.

Juga pada KTT itu, AS menghadapi kecaman yang meningkat dari para pemimpin Uni Eropa terkait dengan persetujuan mengejutkan oleh Presiden Joe Biden mengenai penghapusan paten vaksin COVID-19 untuk membuat semakin banyak dosis vaksin tersedia bagi negara-negara miskin.

“Kami pikir, dalam jangka pendek, ini bukan penyelesaiannya,” kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel.

Michel dan para pemimpin Uni Eropa lainnya mengatakan AS justru harus mulai meningkatkan ekspor vaksin untuk menghasilkan dampak maksimum terhadap pandemi global.

“Saya dengan tegas mendesak AS agar mengakhiri larangan ekspor vaksin dan komponen-komponen vaksin yang menghalanginya untuk diproduksi,” kata Presiden Prancis Emmanuel Macron.

AS, seperti Inggris, telah membatasi ekspor vaksin yang dikembangkan di dalam negeri agar dapat menggunakannya untuk mengimunisasi rakyatnya terlebih dulu. Uni Eropa telah menjadi penyedia vaksin utama dunia, mendistribusikan sekitar 200 juta dosis ke 27 negara anggota blok itu dan kurang lebih jumlah yang sama untuk hampir 90 negara di seluruh dunia.

Paus Fransiskus telah menyatakan ia mendukung penangguhan sementara paten vaksin, menurut berbagai berita. Ia menambahkan bahwa kekuatan pasar, terkait dengan vaksin, tidak boleh mendominasi. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG