Laporan hari Kamis dari Departemen Tenaga Kerja Amerika itu mengatakan klaim pengangguran naik 12.000 menjadi 290.000. Para ekonom mengamati klaim kompensasi pengangguran sebagai cara untuk melacak jumlah kasus PHK di seluruh AS.
Jumlah klaim semacam itu kurang dari 300.000 selama sembilan minggu. Para ekonom mengatakan itu mungkin bukti menguatnya bursa kerja sementara para pengusaha semakin percaya diri dan merasa tidak perlu untuk mengurangi tenaga kerjanya.
Pekan depan, data baru diperkirakan akan menunjukkan sedikit perbaikan dalam penjualan ritel di AS, yang merupakan indikator penting bagi pertumbuhan ekonomi. Data lain akan mengukur inflasi dan kesehatan bursa perumahan.
Sementara itu, AS dan India telah mengumumkan persetujuan untuk menyelesaikan sengketa mengenai subsidi pangan yang telah mengganjal ratifikasi perjanjian perdagangan dunia.
Para delegasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyetujui persetujuan perdagangan itu Desember tahun lalu, yang berusaha merampingkan peraturan bea-cukai dan memotong biaya pengiriman barang di seluruh dunia.
Perjanjian itu membutuhkan persetujuan dari ke-159 anggota WTO, tetapi India tidak mau meratifikasinya karena keprihatinan mengenai pasal yang membatasi besarnya subsidi pangan yang dapat disediakan pemerintah.
Gedung Putih mengeluarkan pernyataan hari Kamis yang mengatakan Amerika dan India sependapat mengenai pasal yang meminta para anggota WTO agar jangan menantang program subsidi sebelum mereka menyetujui “solusi permanen” terhadap masalah tersebut.
