Tautan-tautan Akses

Juri Texas Bebaskan Sebagian Besar Pengemudi Konvoi Pendukung Trump terkait Insiden Bus 2020 


Kandidat capres dan cawapres dari Partai Demokrat untuk pilpres AS 2020, Joe Biden dan Kamala Harris, mengendarai bus dalam turnya ke Phoenix, Arizona, pada 8 Oktober 2020. (Foto: AP/Carolyn Kaster)
Kandidat capres dan cawapres dari Partai Demokrat untuk pilpres AS 2020, Joe Biden dan Kamala Harris, mengendarai bus dalam turnya ke Phoenix, Arizona, pada 8 Oktober 2020. (Foto: AP/Carolyn Kaster)

Juri federal di Texas pada Senin (23/9) membebaskan sekelompok mantan pendukung Presiden Donald Trump dan menyatakan seorang pengemudi bertanggung jawab dalam persidangan perdata dalam kasus yang disebut "Trump Train" atau konvoi kendaraan pendukung Trump yang mengelilingi bus kampanye Biden-Harris di jalan raya yang sibuk beberapa hari sebelum pemilu 2020 berlangsung.

Sidang selama dua minggu di gedung pengadilan federal di Austin itu berpusat pada apakah tindakan para peserta "Konvoi Trump" tersebut merupakan sebuah tindakan intimidasi politik. Di antara mereka yang berada di dalam bus tersebut adalah mantan pengacara Partai Demokrat, Wendy Davis, yang bersaksi bahwa dia mengkhawatirkan nyawanya saat konvoi pendukung Trump masuk ke dalam bus di jalan raya Interstate 35.

Juri memberikan $10.000 kepada sopir bis itu.

Tidak ada tuntutan pidana yang diajukan terhadap enam pendukung Trump yang digugat oleh Davis dan dua orang lainnya di dalam bis itu. Para pembela hak-hak sipil berharap putusan bersalah akan memberikan pesan yang jelas tentang apa yang dimaksud dengan kekerasan dan intimidasi politik.

Pada 20 Oktober 2020, bis kampanye Biden-Harris sedang melakukan perjalanan dari San Antonio ke Austin untuk sebuah acara ketika sekelompok mobil dan truk yang mengibarkan bendera Trump mengepung bus tersebut.

Video yang direkam Davis dari dalam bis menunjukkan truk pikap berbendera Trump berukuran besar melambat, menghambat bus saat mencoba menjauh dari kelompok pendukung Trump itu. Salah satu terdakwa menabrak mobil relawan kampanye sementara mobil-mobil pikap tersebut memenuhi semua jalur lalu lintas, memaksa bus dan semua mobil di sekitarnya berjalan merayap dengan kecepatan 24 kilometer per jam.

Hari itu adalah hari terakhir pemungutan suara awal di Texas dan bus itu dijadwalkan berhenti di San Marcos untuk sebuah acara di Texas State University.

Acara tersebut dibatalkan setelah Davis dan orang lain di dalam bus – seorang staf kampanye dan sopir – berulang kali menelepon 911 meminta pengawalan polisi sampai di San Marcos namun tidak ada bantuan yang datang.

Davis bersaksi bahwa dia merasa takut dan cemas sepanjang kejadian itu. “Saya merasa mereka senang membuat kami takut,” katanya bersaksi. “Sangat traumatis bagi kami semua untuk mengingat kembali hari itu.” [my/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG