Seorang wartawan VOA siaran bahasa Thailand terancam dideportasi karena visanya kemungkinan tidak diperpanjang.
“Saya mulai melihat-lihat isi rumah dan berpikir, 'Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menjual sofa di situs craigslist? Berapa lama untuk menjual piano isteri saya?' Setiap hari rasanya semakin berat," kata Warangkana Chomchuen, yang akrab disapa Waan.
Chomchuen adalah seorang wartawan berpengalaman, yang juga pernah bekerja untuk NBC News dan The Wall Street Journal. Tapi visa J-1 miliknya telah habis masa berlakunya, dan belum diperpanjang. Dia hanya punya waktu sebulan (grace period) untuk meninggalkan AS dan pekerjaannya, serta terpisah dari isterinya, seorang warga negara Kanada.
Chomchuen adalah satu dari sejumlah jurnalis VOA yang sudah tiba waktunya untuk memperbarui visa J-1 mereka. Visa J-1 merupakan ijin masuk ke AS yang diberikan kepada individu dengan keterampilan unik. Chomchuen menghadapi kemungkinan dideportasi karena keputusan Instansi Media Global AS (USAGM) untuk meninjau status visa J-1 kasus per kasus.
"Kami harus meninggalkan negara ini. Kami harus mengepak 'kehidupan yang telah dibangun selama setahun," katanya. Dia menambahkan bahwa ketidakpastian apakah visanya akan keluar sebelum masa 'grace period' 30 hari adalah sesuatu yang "mendebarkan."
USAGM, yang mengawasi VOA dan empat jaringan lain, Kamis (9/7) mengatakan sedang melakukan peninjauan permohonan pembaruan visa J-1 kasus-per-kasus. Kantor ini memiliki 62 karyawan kontrak dan 14 karyawan tetap yang berada di Amerika dengan visa J-1. Sejumlah wartawan lain di entitas USAGM lain, yang termasuk Radio Free Europe/Radio Liberty, Radio Free Asia, the Office of Cuba Broadcasting dan Middle East Broadcasting Networks, juga terimbas. [vm/ft]