Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menjelaskan saat ini pemerintah menargetkan 1,8 juta hingga 3,6 juta wisatawan asal Australia berkunjung ke Indonesia pada tahun 2022. Australia saat ini masih menjadi pasar yang paling berpotensi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.
"Bali menjadi destinasi unggulan. Tapi juga ada destinasi lain yang akan kami kembangkan dalam lingkup kebangkitan kita," kata Sandiaga dalam konferensi pers mingguan di Jakarta, pada Senin (4/4).
Lanjut Sandiaga, realisasi target kunjungan wisman asal Australia ke Indonesia ini penting demi menata kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi. Kemenparekraf dalam waktu dekat juga akan melakukan kunjungan kerja ke Negeri Kanguru itu.
"Rencananya kami akan mengunjungi beberapa kegiatan sebagai persiapan peningkatan wisatawan Australia masuk ke Indonesia. Itu untuk mendukung kebangkitan ekonomi kita dan membuka peluang usaha serta lapangan kerja," ujarnya.
Pada kesempatan itu Kemenparekraf juga akan menyampaikan sejumlah kebijakan yang diterapkan terkait masuknya wisatawan dari Australia.
"Ini tentunya pariwisata yang tepat sasaran, waktu, dan manfaat harus kita komunikasikan kebijakannya. Dalam kunjungan ke Melbourne dan Sydney diharapkan juga mendorong pemenuhan target jumlah wisatawan mancanegara 1,8 sampai 3,6 juta di tahun ini," jelas Sandiaga.
Bali Masih Jadi Tujuan Favorit
Pelaksana tugas Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani, mengatakan saat ini destinasi Bali masih menjadi favorit bagi para wisman mulai dari Eropa, Australia, Asia Tenggara, hingga India.
"Jadi kami tetap akan memulai untuk melakukan aktivitas promosi untuk pasar-pasar tersebut," ungkapnya.
Sementara, pengamat pariwisata dari Universitas Andalas, Sari Lenggogeni, mengatakan banyak wisman dari Australia tak mengetahui destinasi lain di Indonesia selain Bali dan Lombok. Untuk itu Kemenparekraf, ujarnya, harus memperkenalkan destinasi selain Bali yang memberikan manfaat – misalnya dari sisi geodemografi – kepada wisman asal Australia.
"Sebenarnya kita bisa memperluas pasar secara psikografis dan geodemografi. Kemenparekraf sebaiknya melakukan pemetaan ulang destinasi utama di samping yang diinginkan dan memberikan benefit ke Australia di samping Bali dan Lombok," katanya kepada VOA.
Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah untuk mewujudkan target 3,6 juta wisman asal Australia melancong ke Indonesia. [aa/em]