Di Geeta Colony, daerah kumuh dan padat di ibukota India, Meena Devi mengatakan ia lebih suka berjalan ke tempat terbuka di sekitar rumah mungilnya untuk buang hajat daripada menunggu dalam antrean panjang di jamban-jamban (toilet/WC) umum yang “jorok.”
“Jamban itu dalam kondisi sangat buruk, tidak ada sistem pembuangan air. Lalu mereka menutup pintu-pintu pada malam hari,” kata perempuan berusia 45 tahun itu.
Di berbagai desa dan kota di India, pemerintah telah mempercepat gerakan membangun jutaan jamban (toilet/WC) dalam upaya mengakhiri buang hajat di tempat terbuka oleh sekitar 600 juta orang. Sekitar 9 juta jamban telah dibangun sejak kampanye itu diluncurkan sekitar satu tahun silam.
Tetapi para pakar sanitasi menyatakan kampanye itu goyah karena banyak jamban yang tidak digunakan. Bukan jamban umum di kawasan kumuh di perkotaan saja yang membuat orang-orang seperti Meena Devi tidak bersedia mengubah kebiasaan lama mereka.
Puluhan ribu jamban yang dibangun untuk keluarga di desa-desa juga dihindari, kebanyakan karena budaya lama yang membuat mereka menolak menggunakannya. [uh]