Lebih dari tiga pekan setelah kalah dalam upayanya terpilih kembali, Presiden Jair Bolsonaro, Selasa (22/11) menyalahkan software bug, atau masalah teknis pada perangkat lunak, dan menuntut otoritas pemilihan agar menganulir suara yang diberikan pada sebagian besar mesin pemungutan suara elektronik Brazil. Para pakar independen mengatakan bug itu tidak memengaruhi hasil.
Tindakan seperti itu akan membuat Bolsonaro meraih 51 persen sisa suara yang valid dan kemenangan untuk terpilih kembali, kata Marcelo de Bessa, pengacara yang mengajukan permintaan setebal 33 halaman atas nama presiden dan Partai Liberal, kepada wartawan.
Otoritas pemilu telah menetapkan kemenangan untuk musuh bebuyutan Bolsonaro, mantan presiden berhaluan kiri Luiz Inácio Lula da Silva, dan bahkan banyak sekutu-sekutu presiden yang telah menerima hasil tersebut. Para pengunjuk rasa di kota-kota di berbagai penjuru negara itu telah menolak untuk melakukan hal serupa, terutama dengan Bolsonaro yang menolak untuk mengaku kalah.
Ketua Partai Liberal Valdemar Costa dan seorang auditor yang dipekerjakan partai itu mengatakan kepada wartawan di Brasilia bahwa evaluasi mereka menemukan semua mesin yang berasal dari sebelum tahun 2000, hampir 280 ribu unit atau sekitar 59 persen dari total yang digunakan dalam pemilihan putaran kedua 30 Oktober lalu, tidak memiliki nomor identifikasi individual dalam log internal.
Keduanya tidak ada yang menjelaskan bagaimana hal itu dapat memengaruhi hasil pemilihan, tetapi mereka mengatakan telah meminta otoritas pemilu untuk membatalkan semua suara yang diberikan pada mesin-mesin tersebut. Pengaduan itu menyebut bug sebagai “kegagalan yang tidak dapat diperbaiki karena malfungsi” yang menimbulkan pertanyaan mengenai otentisitas hasilnya.
Tidak lama setelah itu, kepada otoritas pemilu mengeluarkan keputusan yang secara implisit mengemukakan kemungkinan bahwa partai Bolsonaro sendiri akan mengalami kerugian akibat tuntutan tersebut. [uh/ab]
Forum