PARIS —
Tidak ada yang mudah bagi Maria Sharapova dalam final Perancis Terbuka.
Serve yang dilakukannya sering meleset, karena bahunya baru dioperasi, mengakibatkan 12 double-fault. Pukulan yang seharusnya bisa meraih angka dipatahkan oleh lawan Simona Halep dan dikirim kembali. Di sore yang panas, bisa mencapai 28-30 derajat Celsius, poin tidak mudah dikumpulkan.
Namun Sharapova melewati itu semua dan petenis Rusia itu mengalahkan Halep, 22, asal Rumania 6-4, 6-7 (5), 6-4 Sabtu (7/6) untuk memenangkan gelar juara kedua Perancis Terbuka dalam tiga tahun.
"Ini final Grand Slam terberat yang pernah saya ikuti," ujar Sharapova, 27.
Ini piala kejuaraan besar kelimanya, setelah Wimbledon pada 2004, AS Terbuka pada 2006 dan Australia Terbuka 2008, serta Perancis Terbuka 2012.
Sharapova mengaku merasa seperti "sapi beku" saat bermain di lapangan tanah liat, yang memerlukan permainan kaki yang bagus. Sekarang ia telah memenangkan permainan di lapangan tanah 20 kali berturut-turut, dengan tujuh gelar. (AP)
Serve yang dilakukannya sering meleset, karena bahunya baru dioperasi, mengakibatkan 12 double-fault. Pukulan yang seharusnya bisa meraih angka dipatahkan oleh lawan Simona Halep dan dikirim kembali. Di sore yang panas, bisa mencapai 28-30 derajat Celsius, poin tidak mudah dikumpulkan.
Namun Sharapova melewati itu semua dan petenis Rusia itu mengalahkan Halep, 22, asal Rumania 6-4, 6-7 (5), 6-4 Sabtu (7/6) untuk memenangkan gelar juara kedua Perancis Terbuka dalam tiga tahun.
"Ini final Grand Slam terberat yang pernah saya ikuti," ujar Sharapova, 27.
Ini piala kejuaraan besar kelimanya, setelah Wimbledon pada 2004, AS Terbuka pada 2006 dan Australia Terbuka 2008, serta Perancis Terbuka 2012.
Sharapova mengaku merasa seperti "sapi beku" saat bermain di lapangan tanah liat, yang memerlukan permainan kaki yang bagus. Sekarang ia telah memenangkan permainan di lapangan tanah 20 kali berturut-turut, dengan tujuh gelar. (AP)