Tautan-tautan Akses

Kali Pertama, Penyandang Disabilitas Disiapkan Terbang ke Antariksa


Anggota astronot kelas baru ESA John McFall menghadiri Dewan Badan Antariksa Eropa (ESA) tingkat Menteri (CM22) di Grand Palais Ephemere di Paris, Prancis, 23 November 2022. (Benoit Tessier/REUTERS)
Anggota astronot kelas baru ESA John McFall menghadiri Dewan Badan Antariksa Eropa (ESA) tingkat Menteri (CM22) di Grand Palais Ephemere di Paris, Prancis, 23 November 2022. (Benoit Tessier/REUTERS)

Mantan atlet Paralimpiade John McFall menjadi paraastronaut pertama yang membuktikan disabilitas yang disandangnya bukan penghalang untuk beraktivitas. Ia ambil bagian dalam studi kelayakan untuk mengetahui bagaimana disabilitas fisik dapat berdampak pada pelatihan astronaut.

Mantan atlet Paralimpiade John McFall telah menuntaskan pelatihan astronaut, dua tahun setelah mencatat sejarah sebagai penyandang disabilitas pertama yang direkrut sebagai astronaut oleh Badan Antariksa Eropa (ESA). Sejak perekrutannya diumumkan di Paris pada 2022, McFall, ahli bedah ortopedi, tinggal di Koln (Cologne), Jerman, di Pusat Astronaut Eropa (EAC). Di sana, ia ambil bagian dalam studi pertama yang bernama "Fly! Feasibilty Study", atau Studi Kelayakan Terbang.

Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui apakah seseorang dengan disabilitas seperti McFall dapat bepergian ke antariksa dan bekerja di sana dengan aman. McFall kehilangan tungkai bawah kanannya dalam kecelakaan sepeda motor sewaktu berusia 19.

Setelah latihan yang sangat meletihkan selama 12 bulan, McFall menunjukkan bahwa disabilitas seperti yang dialaminya bukan penghalang dalam pelatihan astronaut maupun dalam melakukan perjalanan ke antariksa.

Meningkat, Jumlah Pelajar Indonesia yang Tempuh Pendidikan di China Lewat Beasiswa
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:33 0:00

Ketika mengenang pelatihan yang dijalaninya, McFall mengatakan, "Menarik sekali. ... Saya datang dari perspektif yang sangat unik, pernah menjadi atlet dan menjalani amputasi, saya dokter bedah, dan tahu banyak mengenai disabilitas saya. Saya tahu banyak tentang prostetik. Saya tahu banyak tentang biomekanika dan membuat apa yang saya ketahui menjadi informasi yang berguna untuk dibagikan kepada pihak-pihak yang terlibat sehingga kita dapat menyelesaikan berbagai masalah di depan kita. Jadi menarik sekali dari sudut pandang tersebut. Ini benar-benar menyenangkan.”

Studi kelayakan itu berupaya memahami rintangan dasar bagi seorang astronaut penyandang disabilitas, termasuk bagaimana disabilitas fisik mungkin berdampak pada pelatihan, dan apakah modifikasi bagi baju astronaut maupun pesawat antariksa akan diperlukan.

Anggota astronot kelas baru ESA Meganne Christian, John McFall dan Rosemary Coogan berpose bersama Menteri Luar Negeri Inggris di Departemen Bisnis, Energi dan Strategi Industri George Freeman di Grand Palais Ephemere di Paris , Prancis, 23 November 2022. (Benoit Tessier/REUTERS)
Anggota astronot kelas baru ESA Meganne Christian, John McFall dan Rosemary Coogan berpose bersama Menteri Luar Negeri Inggris di Departemen Bisnis, Energi dan Strategi Industri George Freeman di Grand Palais Ephemere di Paris , Prancis, 23 November 2022. (Benoit Tessier/REUTERS)

Kemampuan McFall untuk menyelesaikan pelatihan tanpa kendala atau adaptasi besar membuat terkejut banyak orang yang terlibat dalam penelitian itu.

Sejauh ini, belum ada badan antariksa Barat besar mana pun yang pernah mengirim paraastronaut ke antariksa. Kata McFall, "Saya ingin sekali hal itu terjadi. Itu di luar kendali saya, tetapi itu jadi tujuan saya. Suatu hari, ini mungkin terjadi. Untuk sekarang ini, apa yang kami ingin lakukan adalah menyelesaikan penelitian ini dan mempresentasikannya di tingkat tertinggi untuk menunjukkan bahwa kami telah melakukan hal luar biasa dalam pelatihan ini, dan membuktikan bahwa secara teknis, layak mengirim orang dengan disabilitas fisik seperti saya untuk tinggal dan bekerja di antariksa.”

Langkah selanjutnya bagi McFall dan para sejawatnya di ESA adalah menyelesaikan penulisan laporan mereka dan menyerahkannya pada musim semi 2025.

Ia berharap penelitian pada masa mendatang dapat menjajaki apakah orang-orang dengan jenis disabilitas lainnya juga mungkin bepergian ke antariksa. [uh/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG