Upaya Wakil Presiden Kamala Harris untuk menduduki jabatan tertinggi di AS, dihadapkan pada serangan seksis bertubi-tubi yang menyerang kehidupan cinta, pakaian, dan bahkan cara tertawanya yang khas – yang menurut para ahli merupakan ciri-ciri klasik prasangka buruk terhadap perempuan (misogini).
Harris berupaya membalikkan narasi ini, yang telah berlangsung selama lebih dari satu abad, sejak pertama kali seorang perempuan Amerika mencalonkan diri sebagai presiden. Namun para pakar mengatakan, Harris menghadapi tantangan tambahan yang tidak bisa dihindari, yaitu ras campurannya.
Mantan Presiden Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik mengatakan, “Dia keturunan India, dan hanya mengenalkan keturunan Indianya. Saya tidak tahu kalau ia berkulit hitam sampai beberapa tahun lalu, ketika ia tiba-tiba mengaku sebagai kulit hitam. Dan kini, ia ingin dikenal sebagai keturunan kulit hitam. Jadi saya tidak tahu, apakah ia orang India atau kulit hitam?"
Menurut para pakar, hal itu adalah contoh klasik dari “misogynoir”, sebuah bentuk misogini yang ditujukan pada perempuan kulit hitam.
Nadia Brown adalah profesor ilmu pemerintahan dan direktur Program Studi Perempuan dan Gender di Universitas Georgetown.
“Misogynoir adalah perpaduan mengerikan antara seksisme dan rasisme yang secara khusus ditujukan kepada perempuan kulit hitam. Hal iniberakar pada stereotip tentang perempuan kulit hitam dan digunakan untuk mencemoohkan kelompok itu. Juga anggapan bahwa mereka tidak sesuai dengan norma-norma supremasi hetero-patriarkal (sistem sosial, politik, dan ekonomi di mana laki-laki adalah kelompok dominan dalam masyarakat atau budaya) kulit putih,” ujarnya.
Serangan-serangan ad hominem seperti itu telah mendorong beberapa pengecam Harris yang paling keras dari Partai Republik untuk mencoba mengendalikan narasi ini.
Ketua DPR Mike Johnson dari Partai Republik mengatakan, “Ini bukan masalah pribadi Kamala Harris dan etnisnya serta jenis kelaminnya, tidak ada hubungannya sama sekali.”
Namun beberapa pemilih perempuan menganggap serangan berdasar gender itu sebagai hal yang “konyol.”
Salenas Nash adalah pemilih dari California. “Itu seksis. Itu adalah orang-orang yang hanya mau mengedepankan laki-laki saja. Bahkan ketika Hillary Clinton berupaya untuk mencalonkan diri, mereka mengatakan, 'Oh tidak, ia seorang perempuan. Bagaimana jika ia sedang menstruasi. Dia akan memulai perang.”
Baru-baru ini, Harris dan Trump berdebat di media sosial, saling menuduh pihak lainnya hendak menghindari debat yang direncanakan pada 10 September.
Trump mengambil langkah pertama dengan menyerukan, debat tanggal 4 September, yang akan diselenggarakan oleh saluran TV favoritnya.
Sejak perempuan memenangkan hak untuk memilih pada tahun 1920, kehadiran mereka dalam pemilihan presiden meningkat. [ps/jm]
Forum