Para pemimpin Kanada, Meksiko dan Amerika Serikat menandatangani perjanjian perdagangan baru Amerika Utara, Jumat (30/11). Justin Trudeau, Enrique Pena Nieto dan Donald Trump akan menandatangani perjanjian itu di Argentina, menjelang pembukaan KTT G20.
Akan tetapi perlu beberapa waktu sebelum perjanjian itu berlaku, karena para anggota parlemen dari ketiga negara tersebut harus memberikan persetujuan mereka terhadap perjanjian itu, yang secara resmi dikenal sebagai US-Mexico-Canada Agreement (USMCA).
Perjanjian ini mendukung perdagangan tahunan bernilai 1,2 miliar dolar di antara ketiga negara tersebut.
USMCA menggantikan NAFTA, suatu perjanjian yang terus dikritik Trump dalam kampanye kepresidenannya tahun 2016. Trump menyebut NAFTA sebagai perjanjian perdagangan terburuk dalam sejarah dan menyalahkan NAFTA sebagai penyebab hilangnya lapangan kerja di bidang manufaktur bagi warga Amerika sejak mulai diberlakukan pada tahun 1994.
Pada waktu ketiga negara menyepakati perjanjian USMCA awal tahun ini, Trump mengatakan, “Perjanjian penting ini akan mengalirkan kembali uang dan lapangan kerja ke Amerika Serikat dan ke Amerika Utara.”
Joshua Meltzer, dari lembaga kajian Brookings Institution, mengatakan kepada VOA, ketika itu bahwa perjanjian tersebut tidak terlalu berbeda dengan NAFTA. Ia menambahkan bahwa NAFTA telah berjalan selama 20 tahun lebih dan karena itu jelas perlu diperbarui.
Menurut Meltzer, perjanjian yang baru itu jelas akan mengurangi kekhawatiran mengenai bagaimana pemerintah akan mewujudkan retorikanya mengenai perdagangan dengan perjanjian perdagangan yang sesungguhnya. “Kita melihat meningkatnya proteksionisme di beberapa bidang, khususnya di sektor otomotif. Tetapi secara keseluruhan perjanjian yang baru ini merupakan pemutakhiran perjanjian perdagangan yang komprehensif, dan sangat baik untuk meningkatkan integrasi ketiga ekonomi,” jelas Meltzer. [uh]
