Seorang pejabat dari Kejaksaan Agung Kanada mengatakan kepada Mahkamah Agung British Columbia menyatakan tidak ada kesalahan tindakan dalam kasus ekstradisi eksekutif Huawei Meng Wanzhou yang dapat membenarkan penundaan dari proses pengadilannya.
Robert Frater kepada pengadilan menegaskan tidak perlu ada penyesalan dari pejabat perbatasan Amerika Serikat maupun Kanada atas penanganan kasus tersebut. Kata Frater, tidak ada orang yang menikmati peradilan yang lebih adil dari Meng.
Seorang pengusaha Kanada yang didakwa melakukan mata-mata setelah pemerintahnya menangkap Meng kemungkinan akan mendengarkan pembacaan vonis pada Rabu (11/8). Sidang pembacaan vonis berlangsung ketika Beijing meningkatkan tekanan pada Kanada menjelang putusan pengadilan tentang penyerahan eksekutif itu untuk menghadapi tuntutan pidana Amerika Serikat (AS).
Michael Spavor dan seorang warga Kanada lainnya ditahan di China dalam apa yang oleh para kritik dinilai merupakan "politik penyanderaan" setelah Meng ditangkap pada tahun 2018 berkaitan dengan kemungkinan pelanggaran sanksi-sanksi perdagangan terhadap Iran.
Pada Selasa (10/8), sebuah Pengadilan menolak naik banding orang Kanada ketiga, yang hukuman penjaranya terkait kasus narkoba tiba-tiba ditingkatkan menjadi hukuman mati setelah terjadi penangkapan atas diri eksekutif Huawei tersebut.
Meng, adalah direktur keuangan Huawei Technologies Ltd., ditangkap pada 1 Desember 2018, di Vancouver atas tuduhan dari AS bahwa dia telah berbohong cabang bank Inggris, HSBC, di Hong Kong terkait kemungkinan beberapa transaksi dengan Iran yang melanggar sanksi perdagangan.
Pengacara Meng berpendapat kasus itu bermotif politik dan hal yang dituduhkan kepadanya bukanlah merupakan kejahatan di Kanada.
Pemerintah China telah mengkritik penangkapan itu dan menuduh langkah itu sebagai bagian dari upaya AS untuk menghambat pengembangan teknologinya.
Huawei, pembuat peralatan jaringan komunikasi dan smartphone, adalah merek teknologi global pertama China yang menjadi pusat ketegangan AS-China terkait teknologi dan keamanan.
Pengadilan Tinggi Provinsi Liaoning di timur laut, Selasa (10/8) menolak naik banding dari Robert Schellenberg, yang hukuman penjaranya selama 15 tahun atas tuduhan penyelundupan narkoba ditingkatkan menjadi hukuman mati pada Januari 2019 menyusul penangkapan Meng.
Pengadilan mengirim kasus tersebut ke Mahkamah Agung China untuk ditinjau, langkah yang diperlukan sebelum hukuman mati dapat dilaksanakan.
Pemerintah Kanada mengkritik putusan itu sewenang-wenang dan hukumannya dinilai "kejam dan tidak manusiawi." [mg/jm]