Kanselir Jerman Angela Merkel dan para pejabat lain Uni Eropa akan berkunjung ke Turki akhir pekan ini dalam usaha untuk meredakan ketegangan yang telah timbul sejak kedua pihak menanda-tangani persetujuan bulan lalu untuk mengekang jumlah migran yang membanjiri Eropa.
Berdasarkan persetujuan hampir $7 milyar dolar yang sudah sebulan itu, migran yang datang ke pantai Yunani akan dikembalikan ke Turki dan sebagai imbalannya, warga Turki akan dizinkan, antara lain, bepergian ke Eropa tanpa memerlukan visa.
Persetujuan tersebut, yang mulai berlaku tiga pekan lalu, pada awalnya berfungsi untuk memperlamban jumlah migran yang memasuki Yunani secara illegal. Tetapi, belakangan ini, kapal-kapal mulai berdatangan ke Yunani dengan muatan kira-kira 150 orang setiap hari, menurut Organisasi Migrasi Internaisonal.
Hubungan diplomatik telah mulai goyah setelah peringatan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahwa negaranya akan melanggar persetujuan itu kalau Uni Eropa tidak memenuhi kewajibannya menurut persetujuan tersebut dengan mengizinkan warga Turki bepergian ke Eropa tanpa visa.
Merkel dan para diplomat lain berjanji akan mengajukan rekomendasi visa berikut, tetapi hanya kalau Turki memenuhi kewajibannya menurut persetujuan tadi dan menyediakan suaka yang aman bagi pengungsi.
Organisasi-organisasi hak azasi, termasuk Amnesty International, telah menuduh militer Turki menembaki pengungsi Suriah secara illegal dan memulangkan mereka ke negara yang dilanda perang itu.
Hari Jumat, Amnesty mendesak delegasi Eropa agar jangan menutup mata terhadap berbagai pelanggaran hak azasi yang dihadapi pengungsi di Turki.
Sementara di Turki, Merkel dan delegasi akan bertemu dengan pengungsi dan mengunjungi pusat perlindungan anak sebelum mengadakan jumpa pers bersama Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu dan merundingkan persetujuan lebih jauh secara tertutup. [gp]