Tautan-tautan Akses

Kantor HAM PBB: Israel, Hamas Mungkin Lakukan Kejahatan Perang dalam Operasi Pembebasan Sandera


Kamp Pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tampak hancur, dan sedikitnya 274 orang tewas, pasca pemboman Israel yang dilakukan dalam operasi pembebasan sandera, 8 Juni 2024.
Kamp Pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tampak hancur, dan sedikitnya 274 orang tewas, pasca pemboman Israel yang dilakukan dalam operasi pembebasan sandera, 8 Juni 2024.

Kantor komisaris tinggi PBB untuk hak asasi manusia (HAM) menuduh Israel dan Hamas melakukan tindakan yang “mungkin merupakan kejahatan perang” dalam operasi militer Israel untuk membebaskan empat sandera di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza pada Sabtu lalu.

“Kami sangat terkejut akan dampak operasi pasukan Israel terhadap warga sipil,” kata Jeremy Laurence, juru bicara komisaris tinggi, Selasa (11/6). Ia menambahkan bahwa ratusan warga Palestina, “banyak dari mereka adalah warga sipil, dilaporkan tewas dan terluka.”

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, 274 warga Palestina tewas dan 698 terluka di Kamp Pengungsi An Nuseirat dalam serangan Israel itu.

“Kantor kami juga sangat sedih karena kelompok bersenjata Palestina terus menyandera banyak orang, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil. Ini dilarang oleh hukum kemanusiaan internasional,” kata Laurence. “Semua tindakan yang dilakukan kedua pihak mungkin merupakan kejahatan perang,” ujarnya.

Militer Israel menanggapi kritik terhadap operasinya dengan mengatakan bahwa mereka telah menyerang “ancaman terhadap pasukan kami di wilayah itu” dan bahwa seorang perwira pasukan khusus tewas dalam operasi tersebut.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, tanpa tedeng aling menegur para pengecam dengan mengunggah pernyataan bahwa “hanya musuh-musuh Israel yang mengeluhkan jatuhnya korban teroris Hamas dan kaki tangan mereka.”

Sekitar 120 sandera dilaporkan masih ditahan di Gaza, dan 43 orang dinyatakan tewas. Total, 116 dari sekitar 250 sandera yang diculik Hamas dalam serangan terhadap Israel pada 7 Oktober, telah dibebaskan.

Menanggapi “gambar-gambar kematian dan kehancuran yang mengerikan” pasca operasi militer Israel, kepala kemanusiaan PBB Martin Griffiths menggambarkan kamp Pengungsi Nuseirat sebagai “pusat trauma seismik yang terus diderita warga sipil di Gaza.” “Melihat mayat-mayat bergelimpangan, kita diingatkan bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza,” ujar Griffiths dalam sebuah unggahan di media sosial.

Pasca serangan Israel pada 8 Juni, Organisasi Kesehatan Dunia melakukan misi penilaian ke Rumah Sakit Al Aqsa di Gaza Tengah. Misi itu mendapati 270 petugas kesehatan memberikan perawatan kepada sekitar 700 pasien. Sebelum perang, Al Aqsa melayani sekitar 150 pasien rawat inap setiap hari. [ka/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG