Kapal pesiar "Grand Princess" yang terkatung-katung di lepas pantai San Francisco, California, Kamis (5/3), mengonfirmasi kepada VOA bahwa ada 57 kru warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di kapal tersebut.
Grand Princess belum diizinkan oleh pemerintah negara bagian California untuk merapat di pelabuhan San Fransisco karena akan dilakukan pemeriksaan virus corona terhadap para penumpang dan kru.
Kapal pesiar telah menjadi salah satu pusat perebakan virus corona yang membuat was-was wisatawan, pekerja kapal pesiar, pemerintah di seluruh dunia. Sebelumnya, virus corona yang mewabah di kapal pesiar "World Dream" dan "Diamond Princess" menyebabkan 257 WNI Anak Buah Kapal (ABK) dari kedua kapal pesiar itu di karantina di Pulau Sebaru,
Dalam pernyataan tertulisnya kepada VOA, "Grand Princess" mengatakan, meski hingga Rabu (4/3) tidak ada kasus virus corona COVID-19 yang dikonfirmasi, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) telah mengidentifikasi kelompok penumpang dan awak yang dites sebelum turun ke San Francisco.
Ada kurang dari 100 penumpang dan awak kapal yang diidentifikasi untuk menjalani tes dari CDC. Yang teridentifikasi menjalani pemeriksaan adalah semua tamu yang sebelumnya telah berlayar ke Meksiko dan masih berada di kapal untuk melanjutkan perjalanan ke Hawaii. Kemudian, para penumpang dan awak yang mengalami gejala-gejala seperti influenza, dan para penumpang yang saat ini dirawat karena menderita sakit pernapasan.
Untuk memfasilitasi tes virus corona, Penjaga Pantai AS telah mengirimkan perangkat sampel ke kapal itu pada Kamis (5/3) pagi dengan helikopter.
"Grand Princess" mengatakan tim medisnya akan melaksanakan tes tersebut dan sampel dikirim sekaligus dengan helikopter ke laboratorium di Richmond, California, di seberang Teluk San Francisco.
Pihak "Grand Princess" juga menyatakan pejabat kesehatan masyarakat telah menyarankan tidak ada satupun penumpang yang diizinkan turun dari kapal pesiar itu sampai semua hasil laboratorium diterima. Sebagai langkah kewaspadaan, semua tamu yang telah diidentifikasi untuk dites telah diminta untuk tetap berada di kabin mereka.
"Grand Princess" juga menyatakan akan terus melaksanakan arahan CDC dan otoritas setempat.
"Princess Cruises" juga mengkonfirmasi pembatalan pelayaran "Grand Princess" ke Hawaii yang akan berangkat pada 7 Maret mendatang. Semua biaya perjalanan yang dibayar akan dikembalikan sepenuhnya terkait pembatalan tersebut.
Ada sekitar 3.500 penumpang dan awak kapal di kapal pesiar ini.
Sementara itu, harian The Los Angeles Times, Kamis (5/3), melaporkan “seorang laki-laki California berusia 75 tahun meninggal pada Rabu (4/3). Ini adalah menjadi kematian akibat COVID-19 yang pertama di negara bagian tersebut. Kamis (5/3), polisi di Santa Clara County mengumumkan kematian warga California kedua yang ikut dalam kapal pesiar yang sama dengan korban pertama, dan diduga meninggal akibat virus corona”.
Agus Gunadi Artha Putra, seorang ABK di kapal pesiar "Carnival" sedang berlayar di Nassau, Bahama. Kapal pesiar yang berbasis di Miami, Jumat (6/3), akan bertolak kembali ke Miami.
“Untuk saat ini belum ada kasus (virus) corona di kapal karena rute pelayaran ke Karibia. Khawatir pasti. Karena wabah. Namun pekerjaan terus dijalani. Yang penting sehat,” kata Agus.
Virus Corona di Amerika hingga laporan ini diturunkan, Kamis (5/3) malam, waktu setempat, telah menulari lebih dari 200 orang dan menewaskan 12 orang. [my/ft]