KUALA LUMPUR, MALAYSIA —
Sebuah kapal kayu yang membawa 97 pekerja migran Indonesia terbalik dan tenggelam setelah meninggalkan pesisir barat Malaysia, dan para petugas berjuang menyelamatkan 66 orang yang masih hilang, menurut badan maritim Malaysia, Rabu (18/6).
Kapal tersebut tenggelam tak lama setelah tengah malam, sekitar 3,7 kilometer dari pantai di luar Kuala Lumpur saat mencoba meninggalkan Malaysia secara ilegal, menurut pejabat badan tersebut, yang minta namanya tidak disebut karena tidak memiliki kewenangan untuk berbicara dengan media.
Ia mengatakan bahwa orang-orang Indonesia tersebut, termasuk perempuan dan anak-anak, diyakini sedang dalam perjalanan pulang ke kampung halaman untuk menyambut bulan suci Ramadan.
Sebanyak 31 orang sudah diselamatkan sejauh ini, menurut pejabat tersebut. Sebuah kapal dan beberapa perahu sedang mencari para penyintas dan sebuah helikopter tak lama lagi juga akan dikaryakan. Belum diketahui apa sebab kecelakaan tersebut.
Puluhan ribu orang Indonesia bekerja secara ilegal di perkebunan dan industri-industri lain di Malaysia. Mereka terkadang menghadapi risiko bahaya dengan menempuh perjalanan dengan perahu butut untuk kembali ke rumah. (AP)
Kapal tersebut tenggelam tak lama setelah tengah malam, sekitar 3,7 kilometer dari pantai di luar Kuala Lumpur saat mencoba meninggalkan Malaysia secara ilegal, menurut pejabat badan tersebut, yang minta namanya tidak disebut karena tidak memiliki kewenangan untuk berbicara dengan media.
Ia mengatakan bahwa orang-orang Indonesia tersebut, termasuk perempuan dan anak-anak, diyakini sedang dalam perjalanan pulang ke kampung halaman untuk menyambut bulan suci Ramadan.
Sebanyak 31 orang sudah diselamatkan sejauh ini, menurut pejabat tersebut. Sebuah kapal dan beberapa perahu sedang mencari para penyintas dan sebuah helikopter tak lama lagi juga akan dikaryakan. Belum diketahui apa sebab kecelakaan tersebut.
Puluhan ribu orang Indonesia bekerja secara ilegal di perkebunan dan industri-industri lain di Malaysia. Mereka terkadang menghadapi risiko bahaya dengan menempuh perjalanan dengan perahu butut untuk kembali ke rumah. (AP)
