Kolonel Angkatan Darat Steve Warren, seorang juru bicara Pentagon, mengatakan perintah mengawal kapal-kapal tersebut melintasi selat sempit di wilayah perairan Iran telah habis masa berlakunya hari Selasa (5/5). Kapal-kapal perang memulai pengawalan kapal-kapal niaga Kamis lalu, dua hari setelah kapal-kapal angkatan laut Iran menahan sebuah kapal kargo berbendera Marshall Islands dan awaknya.
Panglima Angkatan Laut Amerika di kawasan itu “menyesuaikan misinya berdasarkan pandangannya mengenai keadaan” dan telah ada “beberapa hari tanpa insiden,” kata Warren.
Iran mengatakan mereka menahan kapal Maersk Tigris karena perusahaan perkapalan Maersk berhutang kepada Iran yang dimenangkan dalam gugatan pengadilan.
Juru bicara Maersk Line Michael Storgaard mengatakan hari Rabu (6/5)bahwa perusahaan itu telah”mengadakan dialog konstruktif dengan pengadilan Iran” dan sedang merundingkan “pembebasan dengan selamat awak dan kapal tersebut.”
Di Teheran, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan kapal tersebut kemungkinan akan dibebaskan dalam waktu dua hari setelah denda dibayar.
Warren mengatakan kapal-kapal perang Amerika tetap di daerah itu dan akan menanggapi setiap permohonan bantuan.
Tahun 2011, Iran mengancam bahwa Iran kemungkinan akan menutup selat itu sebagai pembalasan atas sanksi internasional yang lebih ketat. Ini segera mendorong Washington mengeluarkan peringatan bahwa pasukan Amerika akan mengambil tindakan untuk menjaga jalur pelayaran tatap terbuka.
Selat Hormuz, antara pantai Iran dan Persatuan Emirat Arab, adalah salah satu jalur pelayaran yang paling strategis di dunia dan mudah ditutup. Kira-kira 20 persen pasokan minyak dunia melintasi selat itu.
Sengketa tersebut terjadi pada saat yang kritis dalam hubungan Iran dengan Barat, sementara pembicaraan mengenai program nuklir Teheran diteruskan dan ketegangan meningkat di tengah serangan koalisi yang dipimpin Saudi dan didukung Amerika dilancarkan terhadap pemberontak Shiah yang didukung Iran di Yaman.