Tautan-tautan Akses

Kapal Perang Prancis Rawat 1.000 Korban Luka Perang Israel-Hamas


Sebuah kendaraan medis militer berdiri di dekat kapal Prancis "The Dixmude" yang dijadikan rumah sakit terapung, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di kota Al-Arish, semenanjung Sinai, Mesir, 21 Januari 2024.
Sebuah kendaraan medis militer berdiri di dekat kapal Prancis "The Dixmude" yang dijadikan rumah sakit terapung, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di kota Al-Arish, semenanjung Sinai, Mesir, 21 Januari 2024.

Sekitar seribu orang yang berasal dari Gaza telah dirawat di sebuah rumah sakit lapangan di kapal Prancis, yang berlabuh di pesisir Mesir. Kapten kapal The Dixmude, Alexandre Blonce, mengatakan perawatan itu dilakukan seiring ambruknya infrastruktur kesehatan di daerah yang dikoyak perang itu.

Kapal pengangkut helikopter, The Dixmude, telah berlabuh di Pelabuhan Al Arish, di Mesir, sekitar 50 kilometer barat Jalur Gaza sejak bulan November lalu. Kapal itu dilengkapi dengan sejumlah kamar rumah sakit, ruag operasi, dan 70 staf medis.

Seorang anak laki-laki Palestina yang terluka akibat serangan Israel, menerima perawatan di atas kapal Prancis The Dixmude saat berlabuh, di kota Al-Arish, semenanjung Sinai, Mesir, 21 Januari 2024.
Seorang anak laki-laki Palestina yang terluka akibat serangan Israel, menerima perawatan di atas kapal Prancis The Dixmude saat berlabuh, di kota Al-Arish, semenanjung Sinai, Mesir, 21 Januari 2024.

Blonce mengatakan hampir 120 korban luka-luka dirawat di atas kapal itu, sementara ratusan lainnya melakukan konsultasi rawat jalan, termasuk tindak lanjut untuk luka-luka yang diderita dan masalah psikiatri. Ia menyebut misi ini sebagai “misi yang belum pernah ada sebelumnya.”

Pasukan Israel melancarkan serangan ke Jalur Gaza untuk menghancurkan kelompok militan Hamas, yang menyerang negara itu pada 7 Oktober lalu, menewaskan 1.200 warga dan menculik 253 lainnya. Serangan darat dan udara Israel itu telah menewaskan lebih dari 25.000 orang.

Badan Kesehatan Dunia WHO mengatakan warga Palestina kesulitan untuk mendapatkan perawatan medis di tanah air mereka karena sebagian besar dari 36 rumah sakit yang ada tidak lagi berfungsi, sementara yang masih beroperasi tidak lagi dapat menampung puluhan ribu orang yang luka-luka.

Israel telah menarget sejumlah besar rumah sakit yang tersisa, dengan mengatakan para pejuang Hamas beroperasi di bawah rumah sakit-rumah sakit itu. Hamas telah berulangkali membantah tudingan itu.

Italia juga telah mengirim rumah sakit terapung serupa ke pesisir Mesir pada bulan Desember lalu. [em/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG