Pihak berwenang mengatakan, Jumat (30/11), setidaknya 100 orang, sebagian besar perempuan, hilang setelah kapal yang mereka tumpangi untuk pergi ke sebuah pasar pangan terbalik di Sungai Niger, di utara Nigeria.
Kapal nahas itu sedang membawa para penumpang dari negara bagian Kogi di sepanjang sungai ke negara bagian tetangga Niger pada Jumat (30/11) dini hari ketika terbalik, kata Badan Penanggulangan Keadaan Darurat Negara Bagian Niger Ibrahim Audu kepada kantor berita the Associated Press.
Setidaknya delapan orang dipastikan tewas di tempat kejadian ketika para penyelam lokal berusaha menyelamatkan para penumpang lainnya, menurut laporan Channels Television lokal, mengutip keterangan saksi.
Pihak berwenang belum mengonfirmasi penyebab tenggelamnya kapal tersebut. Namun, media setempat melaporkan bahwa perahu itu membawa lebih dari 200 penumpang, yang menunjukkan bahwa perahu tersebut kemungkinan kelebihan muatan. Kepadatan kendaraan umum sering terjadi di daerah terpencil di Nigeria karena kurangnya jalan-jalan yang memadai menyebabkan banyak orang tidak mempunyai rute alternatif.
Para pejabat di Kogi belum menemukan lokasi pasti kejadian tersebut dan sedang mencari bantuan dari lembaga lain, menurut Justin Uwazuruonye, yang mengawasi operasi Badan Manajemen Darurat Nasional Nigeria di negara bagian tersebut.
Insiden-insiden mematikan semacam itu semakin menjadi sumber kekhawatiran di Nigeria, negara dengan populasi terbesar di Afrika, seiring dengan upaya pihak berwenang untuk menegakkan langkah-langkah keselamatan dan peraturan transportasi air.
Sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh kelebihan muatan dan kurangnya perawatan kapal, yang sering kali dibuat secara lokal untuk menampung penumpang sebanyak mungkin dan bertentangan dengan standar keselamatan.
Pihak berwenang belum bisa menerapkan kewajiban penggunaan jaket pelampung dalam perjalanan tersebut, seringkali karena kurangnya ketersediaan atau biaya. [ft/pp]