Tautan-tautan Akses

Kasus Corona di Indonesia Dekati 6.000


Simulasi penanganan pasien virus corona (COVID-19) di sebuah rumah sakit di Palu, Sulawesi Tengah, 4 Maret 2020. (Foto: AFP)
Simulasi penanganan pasien virus corona (COVID-19) di sebuah rumah sakit di Palu, Sulawesi Tengah, 4 Maret 2020. (Foto: AFP)

Jumlah pasien COVID-19 yang telah sembuh terus bertambah. Angkanya pun semakin besar dibanding korban meninggal dunia.

Juru bicara penanganan virus Corona Dr Achmad Yurianto melaporkan, penambahan kasus baru COVID-19 di Tanah Air, Jumat (17/4) adalah 407. Total penderita virus corona sampai berita ini diturunkan mencapai 5.923.

Pasien yang telah pulih juga terus bertambah. Sebanyak 59 pasien lagi diperbolehkan pulang, sehingga total pasien yang sudah sembuh adalah 607 orang.

"Kita bersyukur yang sembuh sekarang sudah mencapai 607 orang dan sudah barang tentu ini akan terus meningkat dalam jumlah yang cukup besar dalam beberapa hari ke depan," ungkapnya dalam telekonferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta, Jumat (17/4).

"Sebaran pasien yang sembuh yang paling banyak adalah DKI Jakarta 204 pasien, Jawa Timur 94 pasien, Sulawesi Selatan 43 pasien, Jawa Barat 41 pasien, Bali dan Jawa Tengah sama-sama 36 pasien, dan total di 29 provinsi yang lainnya jumlahnya adalah 607 pasien," jelas Yuri.

"Sebaran pasien yang sembuh yang paling banyak adalah DKI Jakarta 204 pasien, Jawa Timur 94 pasien, Sulawesi Selatan 43 pasien, Jawa Barat 41 pasien, Bali dan Jawa Tengah sama-sama 36 pasien, dan total di 29 provinsi yang lainnya jumlahnya adalah 607 pasien," jelas Yuri.

Sayangnya, korban jiwa masih terus berjatuhan. Dua puluh empat pasien tidak mampu melawan virus COVID-19 ini. Jumlah kematian pun naik menjadi 520 orang.

Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) hingga Jumat (17/4) mencapai 173.732 sementarapasien dalam pengawasan (PDP) menjadi 12.610.

Sementara itu, labolatorium yang siap siaga untuk melakukan pemeriksaan kasus positif bertambah menjadi 34 labolatorium dan hingga saat ini sebanyak 42.108 spesimen telah diperiksa.

“Jumlah labolatorium sudah bertambah dua, menjadi 32. Demi mencapai target untuk bisa memeriksa 10.000 spesimen per hari, pemerintah akan terus berusaha untuk mengaktifkan labolatorium lainnya,” jelasnya. [gi/ab]

XS
SM
MD
LG