Pemerintah Myanmar, Jumat (11/9) memberlakukan langkah-langkah paling ketat selama ini untuk mengendalikan penyebaran virus corona, dengan melarang perjalanan dari pusat perniagaannya, Yangon, pusat transportasi dan transit, serta menghentikan semua penerbangan domestiknya.
Kedua langkah tersebut, yang diumumkan hanya beberapa jam saja sebelum diterapkan, akan berlaku hingga 1 Oktober.
Myanmar secara umum tampaknya terhindar dari dampak buruk pandemi, dengan mencatat hanya 353 kasus virus corona pada awal Agustus. Departemen Kesehatan menyatakan, dalam waktu kurang dari tiga pekan, jumlah kasus terkonfirmasi telah meningkat lima kali lipat, mencapai sedikitnya 2.265 pada hari Jumat (11/9). Jumlah kematian telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam delapan hari terakhir menjadi 14.
Pihak berwenang memberlakukan restriksi lebih ketat untuk mengendalikan virus corona yang meningkat jumlah kasusnya. Penghalang-penghalang baru di jalan didirikan pada hari Jumat di beberapa bagian di ibu kota Myanmar. Beberapa jalan yang lebih kecil ditutup, sementara jalan-jalan utama tetap buka.
Otoritas kesehatan telah memerintahkan lockdown sebagian di 29 dari 44 kota di Yangon, termasuk 20 di antaranya yang menjalaninya mulai Kamis.
Dalam pidato televisi yang ditayangkan secara nasional hari Kamis, pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi mendesak masyarakat untuk mengikuti protokol kesehatan sementara restriksi baru itu berlaku, atau “kami akan mengambil tindakan hukum.” Ia mengatakan tindakan itu bukanlah untuk menghukum tetapi untuk melindungi masyarakat. [uh/ab]