Kedutaan Besar Republik Indonesia atau KBRI di Washington DC pekan lalu (24/1) mengadakan acara makan siang dengan mengundang sejumlah isteri menteri dan pejabat Kongres Amerika. Tujuannya tidak hanya untuk memperkenalkan Indonesia, tetapi juga untuk memperlancar upaya diplomasi.
Pertunjukkan musik angklung menyambut kedatangan sekitar 50 isteri para menteri, anggota Kongres, dan pejabat Amerika lainnya ke ruang Presiden di KBRI Washington DC.
Mereka memenuhi undangan Rosa Rai Djalal, isteri Duta Besar Indonesia untuk Amerika, Dino Patti Djalal. Rosa mengatakan, “Harapan saya, usai acara ini, tali pertemanan kita semakin erat dan semua yang hadir disini menjadi lebih tahu tentang Indonesia.”
Sepanjang acara makan siang yang berlangsung selama tiga jam itu, para isteri pejabat Amerika tersebut disuguhi berbagai seni budaya dan kuliner Indonesia. Mulai dari tari Pendet, peragaan busana Batik, sampai rendang dan jamu kunyit asem.
Dalam kesempatan tersebut, Rosa Djalal juga menyampaikan presentasi tentang Indonesia, mulai dari lokasi geografis, sumber daya alam, budaya dan pariwisata sampai Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam presentasinya, Rosa Djalal menjelaskan, “Indonesia adalah negara dengan populasi terbanyak keempat di dunia, dengan jumlah penduduk mencapai 230 juta orang yang terdiri dari berbagai agama, ras dan etnik yang berbeda, tetapi kami selalu menganggap kami sebagai satu kesatuan.”
Mona Locke, isteri Menteri Perdagangan Amerika, Gary Locke mengatakan kepada VOA, ia sangat terkesan dengan Indonesia.
Menurut Mona Locke, “(Presentasi di KBRI Washington) ini adalah pencerahan. Saya rasa sebagian besar dari kita hanya mengenal Indonesia dengan Bali dan pantai-pantainya yang indah, tetapi acara ini memberi kita pengetahuan lebih banyak tentang bangsa Indonesia, budaya dan agamanya.”
Dalam wawancara dengan VOA, Rosa Djalal mengatakan tujuannya mengundang para isteri pejabat Amerika ke acara ini adalah untuk mempromosikan Indonesia. Tapi, tidak hanya itu.
Rosa Djalal menegaskan, “Karena suami-suami mereka adalah pembuat kebijakan. Ini seperti soft-power, diplomasi melalui isteri itu lebih mudah. Sekarang ini untuk bertemu dengan menteri saja susah, tapi kalau isteri aktif dan kita dekati isteri-isteri mereka, hubungannya menjadi informal, mereka menjadi sahabat kita, dan hal itu akan memudahkan suami kita, kedubes untuk bertemu langsung.”
Dan Marie Royce, isteri anggota Kongres Ed Royce, memberi tahu VOA bahwa cara ‘diplomasi bersahabat’ semacam ini cukup efektif.
Marie Royce mengatakan, “Saya sepakat dengan Rosa Djalal. Hubungan antar personal adalah cara yang sangat baik untuk lebih mengenal satu sama lain. Saya rasa hubungan diplomatik yang dibentuk antar personal sangat penting. Semakin kita mengenal pribadi seseorang, semakin kita mengenal negaranya.”
Isteri Dubes RI untuk Washington, Rosa Djalal berharap acara ini juga bisa mempererat hubungan antara Indonesia dan Amerika.