Dengan presiden terpilih AS siap dilantik pada hari Rabu (20/1), FBI melakukan pemeriksaan keamanan terhadap 25 ribu anggota Garda Nasional yang ditugaskan ke Washington untuk melindungi acara tersebut, di tengah-tengah kekhawatiran ada kemungkinan serangan oleh orang dalam.
Menteri Angkatan Darat Ryan McCarthy mengatakan kepada Associated Press bahwa ia dan para pemimpin lainnya belum melihat ada bukti mengenai ancaman, dan bahwa sejauh ini pemeriksaan tidak menunjukkan ada masalah di kalangan anggota Garda.
“Kami terus melewati proses, dan melakukan pemeriksaan kedua, ketiga terhadap siapapun yang ditugaskan bagi operasi ini,” kata McCarthy.
Ia mengatakan ada berbagai laporan intelijen yang menunjukkan kelompok-kelompok luar mengorganisasikan unjuk rasa bersenjata menjelang Hari Pelantikan.
Keamanan menjadi fokus yang lebih besar daripada biasanya untuk upacara pelantikan, dua pekan setelah ribuan pendukung presiden Donald Trump yang akan segera mengakhiri masa jabatannya menyerbu gedung Capitol Amerika. Trump telah mendesak mereka untuk berpawai ke gedung Kongres itu sewaktu para legislator bertemu untuk mengesahkan kemenangan Biden.
Daerah di sekitar Capitol praktis menjadi kubu perkemahan bersenjata. Pagar dan kawat berduri mengelilingi halaman sekitarnya. Pihak berwenang juga telah menutup Alun-alun Nasional berikut jalan-jalan dan stasiun-stasiun Metro di sebagian besar pusat kota Washington. Jembatan-jembatan menuju kota itu dari negara bagian Virginia juga ditutup. Ribuan anggota Garda Nasional dan aparat penegak hukum ditempatkan di berbagai penjuru daerah untuk melindunginya dari kekerasan lebih lanjut.
Terlepas dari meningkatnya kekhawatiran mengenai keamanan, Biden berencana melanjutkan upacara pelantikan di lokasi biasanya.
“Rencana dan harapan kami adalah presiden terpilih Biden akan meletakkan tangannya di atas Alkitab bersama dengan keluarganya di luar sisi barat Capitol pada tanggal 20 Januari,” kata Kate Bedingfield, direktur komunikasi mendatang Biden, dalam acara TV ABC This Week.
Ia mengatakan tim Biden memiliki “kepercayaan penuh pada Pasukan Pengawal Presiden AS (Secret Service) dan mitra-mitra mereka yang telah bekerja selama lebih dari setahun dalam perencanaan untuk memastikan pelantikan berlangsung aman.”
Trump telah menolak mengakui kekalahannya atau memberi ucapan selamat kepada Biden, meski mengakui akan ada “pemerintahan baru” pada hari Rabu (20/1).
Mengabaikan tradisi selama 160 tahun di mana presiden yang akan mengakhiri masa jabatannya menghadiri upacara pelantikan penggantinya untuk menunjukkan peralihan kekuasaan secara damai, Trump telah mengumumkan rencana untuk melewatkan pelantikan. Wakil Presiden Mike Pence berencana untuk menghadiri acara tersebut.
Trump malah berencana meninggalkan Washington pada Rabu pagi dengan upacara kehormatan sewaktu ia menaiki pesawat kepresidenan Air Force One untuk terbang ke tempat peristirahatannya di Florida. [uh/ab]