Kebakaran di sebuah pabrik peleburan nikel di Sulawesi Tengah menewaskan seorang pekerja dan melukai enam lainnya, kata polisi pada Rabu (28/6). Ini yang terbaru dari serangkaian insiden mematikan yang menimbulkan kekhawatiran atas keselamatan di fasilitas senilai $2,7 miliar itu.
Peristiwa itu terjadi pada hari Senin di pabrik Gunbuster Nickel Industry (GNI), kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah Kombes Pol Djoko Wienartono. Pabrik peleburan tersebut, yang mulai dioperasikan pada 2021, dimiliki oleh perusahaan China Jiangsu Delong Nickel Industry dan memiliki kapasitas tahunan 1,8 juta ton.
GNI dalam keterangannya menyebutkan, korban meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan medis dan para korban luka mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan. Mereka juga mengatakan, penyelidikan sedang dilakukan.
Kebakaran itu terjadi lima bulan setelah dua pekerja tewas, termasuk seorang warga negara China, dalam bentrokan dan kerusuhan di pabrik tersebut menyusul protes terkait upah dan keselamatan. Pasukan keamanan sempat dikerahkan untuk memulihkan ketertiban dalam peristiwa itu.
Sebulan sebelumnya, dua pekerja tewas dalam kebakaran dan ledakan di fasilitas yang sama, menurut laporan-laporan media saat itu.
Nikel menjadi semakin penting bagi Indonesia yang merupakan produsen nikel terbesar di dunia. Miliaran dolar investasi global mengalir masuk setelah pemerintah melarang ekspor bijih mentahnya pada tahun 2020.
Indonesia sedang berusaha mengembangkan industri hilir nikel dan memikat investasi besar dari produsen kendaraan listrik dan baterainya, termasuk Tesla. Katoda yang mengandung nikel menghasilkan kepadatan energi yang tinggi, sehingga memungkinkan kendaraan listrik bergerak lebih jauh.
Presiden Joko Widodo tertarik untuk mengembangkan sektor ini tetapi juga menyerukan peningkatan keselamatan dan telah berjanji untuk meningkatkan pemantauan standar lingkungan. [ab/uh]
Forum