Pemadam kebakaran kesulitan mengendalikan kebakaran hutan hebat yang melanda destinasi wisata Spanyol, Pulau Tenerife, pada Kamis (17/8), sehingga memaksa ribuan orang di pulau itu mengevakuasi diri, kata pejabat setempat.
Kebakaran dimulai sejak Selasa (15/8) malam dan telah merambat ke area hutan dengan jurang yang curam di timur laut pulau itu, yang merupakan bagian dari kepulauan Spanyol di lepas pantai di barat laut Afrika.
Kebakaran itu telah melalap lahan seluas 3.200 hektar, kata kepala komisaris kepolisian kepulauan, Luis Santos, kepada stasiun televisi lokal.
“Ini adalah kebakaran yang rumit dengan perilaku yang tidak biasa,” tambahnya.
Sekitar 3.000 penduduk dievakuasi, sementara 4.000 lainnya diperintahkan berdiam di dalam ruangan karena kualitas udara yang buruk, kata pemerintah daerah setempat.
“Ini mungkin kebakaran paling rumit yang pernah kami alami di Kepulauan Canary dalam setidaknya 40 tahun terakhir,” kata Fernando Clavijo, kepala daerah kepulauan itu, kepada wartawan.
“Panas ekstrem dan kondisi cuaca… membuat pekerjaan menjadi lebih berat,” tambahnya.
Sekitar 400 petugas pemadam kebakaran dan tentara yang didukung oleh 17 pesawat dan helikopter yang menjatuhkan air telah dikerahkan untuk mengatasi kobaran api yang mengancam enam kota.
Dalam pesan yang diunggah di media sosial, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengungkapkan “solidaritasnya dengan masyarakat yang terdampak oleh kebakaran hutan di Tenerife, terutama mereka yang harus dievakuasi.”
“Saya ingin berterima kasih, sekali lagi, kepada seluruh personel atas upaya mereka yang tak kenal lelah dan atas profesionalisme mereka yang luar biasa dalam perang melawan api.”
Pemerintah daerah telah mendirikan empat pusat pengungsian bagi orang-orang yang harus mengungsi dari rumah mereka.
Pihak berwenang setempat telah memutus akses ke Gunung Api Teide, puncak tertinggi sekaligus atraksi wisata utama Spanyol, karena kebakaran itu.
Kebakaran itu terjadi setelah pulau tersebut dilanda gelombang panas, yang membuat banyak daerah di sana menjadi sangat kering.
Seiring naiknya suhu global akibat perubahan iklim, para ilmuwan memperingatkan bahwa gelombang panas akan terjadi semakin sering dan intens, dengan dampak yang jauh lebih luas.
Pada 2022, yang menjadi salah satu tahun terburuk Eropa dalam hal karhutla, Spanyol menjadi negara yang terdampak paling parah akibat hampir 500 titik kebakaran hutan yang menghancurkan lahan seluas lebih dari 300.000 hektar, menurut data Sistem Informasi Kebakaran Hutan Eropa.
Sepanjang tahun ini, lebih dari 71.000 hektar lahan telah dilalap api di Spanyol, yang meenjadi salah satu negara Eropa yang paling rentan terhadap perubahan iklim. [rd/rs]
Forum