KAIRO —
Beberapa helikopter Angkatan Darat Mesir terbang di atas Lapangan Tahrir Kairo sementara ribuan orang berunjuk rasa sepanjang hari untuk menunjukkan dukungan mereka kepada pemerintahan sementara yang didukung militer. Menteri Pertahanan Abdel Fattah el-Sissi telah menyerukan demonstrasi itu, mengatakan ia ingin rakyat memberi militer mandat untuk mengakhiri kekerasan.
Dalam protes saingan oleh para pendukung presiden yang terguling, Mohamed Morsi, di dekat Masjid Rabia el-Adawiya di Kairo, massa meneriakkan slogan-slogan yang mendesak agar tentara membebaskan Morsi dari tahanan. Pengadilan Mesir hari Jumat memerintahkan agar dia ditahan selama 15 hari atas dugaan menyerang sasaran-sasaran militer di Sinai dan serangkaian kekerasan di penjara tahun 2011.
Di penjuru ibukota, tentara memperketat penjagaan mereka di depan bangunan-bangunan penting, termasuk kementerian pertahanan, stasiun radio dan TV milik pemerintah, serta dekat jembatan dan persimpangan utama.
Para pendukung dan penentang mantan presiden Morsi bentrok di distrik Shubra di Kairo, dekat Masjid Rabia el-Adawiya, dan di kota Damyatte. Belasan orang cedera. Media Arab menunjukkan demonstran dari kedua kubu sedang dirawat.
Akademisi Timur Tengah Fouad Ajami dari Institusi Hoover mengatakan bahwa fenomena protes yang saling bersaing tidak menyelesaikan konflik politik yang terjadi di Mesir, tapi hanya memberi Menteri Pertahanan Sissi kewenangan untuk menjalankan peran sebagai penguasa militer Arab:
Ajami yakin bahwa arusnya sekarang mungkin berbalik melawan gerakan demokrasi populer di Mesir dan beberapa negara Arab lainnya, tetapi ia tidak yakin bahwa demokrasi sudah mati.
Ia mengatakan kemiskinan dan kondisi lain yang menghasilkan pergolakan negara-negara Arab pada awal tahun 2011 masih ada, dan gerakan Islam yang mengayomi pemberontakan akan terus berlanjut, meskipun pemimpin lama berupaya meredam ketidakpuasan dan memperbaiki keadaan di Mesir.
Dalam protes saingan oleh para pendukung presiden yang terguling, Mohamed Morsi, di dekat Masjid Rabia el-Adawiya di Kairo, massa meneriakkan slogan-slogan yang mendesak agar tentara membebaskan Morsi dari tahanan. Pengadilan Mesir hari Jumat memerintahkan agar dia ditahan selama 15 hari atas dugaan menyerang sasaran-sasaran militer di Sinai dan serangkaian kekerasan di penjara tahun 2011.
Di penjuru ibukota, tentara memperketat penjagaan mereka di depan bangunan-bangunan penting, termasuk kementerian pertahanan, stasiun radio dan TV milik pemerintah, serta dekat jembatan dan persimpangan utama.
Para pendukung dan penentang mantan presiden Morsi bentrok di distrik Shubra di Kairo, dekat Masjid Rabia el-Adawiya, dan di kota Damyatte. Belasan orang cedera. Media Arab menunjukkan demonstran dari kedua kubu sedang dirawat.
Akademisi Timur Tengah Fouad Ajami dari Institusi Hoover mengatakan bahwa fenomena protes yang saling bersaing tidak menyelesaikan konflik politik yang terjadi di Mesir, tapi hanya memberi Menteri Pertahanan Sissi kewenangan untuk menjalankan peran sebagai penguasa militer Arab:
Ajami yakin bahwa arusnya sekarang mungkin berbalik melawan gerakan demokrasi populer di Mesir dan beberapa negara Arab lainnya, tetapi ia tidak yakin bahwa demokrasi sudah mati.
Ia mengatakan kemiskinan dan kondisi lain yang menghasilkan pergolakan negara-negara Arab pada awal tahun 2011 masih ada, dan gerakan Islam yang mengayomi pemberontakan akan terus berlanjut, meskipun pemimpin lama berupaya meredam ketidakpuasan dan memperbaiki keadaan di Mesir.