Bercocok tanam adalah pekerjaan utama bertani. Tetapi di Amerika, semakin dekatnya jarak kota dengan lahan-lahan pertanian membuat para petani berpeluang bercocok tanam untuk tujuan lain, yaitu memanen untuk hiburan, yang bentuknya beragam, mulai dari memetik sendiri labu di kebun-kebun sampai rumah-rumah hantu yang menampilkan zombi-zombi yang bersahabat dan setan-setan Halloween, yang dirayakan setiap tahun. Namun, yang paling disukai adalah jalur-jalur labirin yang terbentuk dari lajur tanaman jagung yang disebut corn maze.
Di ladang Denver Botanic Garden pohon-pohon jagung sudah setinggi gajah. Pohon-pohon yang ditanam di lahan seluas 3,5 hektar ini sarat dengan jagung tua yang nantinya akan dipanen untuk pakan ternak.
Namun saat ini, panen yang jauh lebih menguntungkan adalah pungutan dari orang-orang kota yang membayar untuk jalan di corn maze atau di jalur rumit di ladang jagung. Mereka berusaha menjelajahi jalur-jalur berputar dan belokan-belokan yang membingungkan yang menyerupai labirin di kebun jagung itu.
“Dalam melakukan ini, kita tidak mencari jalan tercepat, tetapi jalan yang pasti membawa kita keluar dari kebun jagung,” ujar David Williams, seorang pengunjung, yang yakin tidak akan tersesat.
Di corn maze ini banyak orang tersesat; dan memang tersesat di corn maze menjadi hiburan yang disukai banyak orang. Setiap tahun 100.000 orang tidak segan-segan membayar untuk melakukannya di corn maze Denver Botanic Garden, sehingga menjadikannya corn maze yang paling terkenal di Amerika.
“Banyak orang dari seluruh dunia datang ke corn maze kami,” kata Will Jones adalah menejer humas Denver Botanic Garden, yang mengoperasikan corn maze ini di lahan pertanian mereka yang bersejarah.
Para pengunjung juga bisa membeli labu dan perkedel apel. Pengelola lahan pertanian itu, Adam Lucas, mengatakan penjualan labu dan corn maze menghasilkan pemasukan terbanyak.
“Kami mendapat pemasukan yang lebih banyak dari corn maze daripada hanya menjual jagung untuk dikonsumsi dan untuk pakan ternak. Inilah yang disebut agro-hiburan,” paparnya.
Seperti tanaman pangan lainnya, kata Lucas, agro-hiburan juga menuntut kerja keras, mulai dari bertanam benih jagung dalam musim semi sampai memilih rancangan untuk membuat corn maze. Ketika tanaman jagung baru semata kaki, The MAIZE, perusahaan konsultansi, membantu Lucas menandai jalur-jalur di ladang jagung itu untuk dijadikan corn maze dengan rancangan yang dipilih.
Dalam musim panas ketika tanaman jagung itu setinggi lutut, para pegawai Lucas memangkas jalur-jalur berputar dan belokan-belokan di corn maze itu, menjaga jalur-jalur itu bersih sampai hari pembukaan, bukan September, ketika tanaman jagung pada salah satu sisi jalur lebih tinggi daripada orang.
Di lahan 199 hektar, 20 menit sebelah barat Denver, Rachele Wegele mengatakan agro-hiburan juga mengajak orang ke pertanian keluarga miliknya.
Wegele besar di Anderson Farms, di mana keluarganya bertanam biji-bijian dan beternak. Tahun 1997 mereka bertanam labu.
“Di sini kami membuka bisnis itu dengan kebun labu kecil, dan beberapa hewan ternak. Dua tahun kemudian kami menambah dengan corn maze, dan ini adalah yang pertama di Colorado,” ujar Wegele.
Setiap musim panen pada musim gugur, agro-hiburan di Anderson Farms menarik 50.000 pengunjung. Mereka datang untuk membeli labu, menjelajahi corn maze, dan merayakan Halloween.
Sekarang di Amerika, ribuan corn maze dan agro-hiburan buka di mana-mana untuk merayakan musim panen, dan menghasilkan banyak pemasukan tambahan bagi para petani Amerika.
