Italia akan melangsungkan pemilu bulan depan, di tengah meningkatnya pengaruh kekuatan populis di Eropa, dan mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi masih membayangi kancah politik negara itu.
Diperkirakan tidak akan ada partai yang memenangkan suara mayoritas, sehingga ada kemungkinan terbentuk koalisi dengan Berlusconi sebagai “kingmaker.”
Setelah pemungutan suara Brexit 2016 dan bangkitnya golongan ultra kanan di Perancis, Jerman, dan Austria tahun lalu, sekarang perhatian tertuju ke Italia, negara dengan perekonomian terbesar nomor tiga di kawasan Euro.
Menurut jajak pendapat, koalisi antara partai Forza Italia yang berhaluan kanan tengah dan dipimpin Berlusconi dan Liga Utara dan Fratelli d’Italia memimpin dengan 35 persen suara menjelang pemilu 4 Maret.
Partai tunggal terbesar, M5S, menyusul pada urutan dua dengan 28 persen, diikuti partai kiri tengah yang berkuasa, Partai Demokrat, dengan 25 persen, menunjukkan bahwa jutaan pemilih masih belum menentukan pilihan. [ds/sp]