Kekerasan di Suriah kembali meningkat sementara gencatan senjata yang ditengahi secara internasional tampak retak dan bentrokan-bentrokan baru pecah antara pihak-pihak yang berperang. Selain itu, kelompok teroris ISIS telah menculik lebih dari 300 pekerja dekat ibukota Damaskus. PBB mendesak agar dibuka akses bantuan kemanusiaan bagi penduduk sipil yang terjebak dalam pertempuran.
Pasukan Pemerintah Suriah dan sekutu-sekutunya terlibat dalam pertempuran baru dengan pasukan oposisi di Aleppo, Suriah Utara, dalam beberapa hari terakhir. Laporan-laporan mengatakan, bentrokan itu merupakan yang terburuk sejak gencatan senjata sebagian mulai diberlakukan akhir Februari lalu dan mengancam akan menggagalkan kesepakatan yang telah membantu mengurangi kekerasan di berbagai penjuru Suriah.
Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, mengatakan, Kamis (8/4), ia akan bertemu dengan pihak-pihak yang berkepentingan dari Suriah, Iran, Turki dan Arab Saudi sebelum pembicaraan mengenai Suriah dimulai kembali pekan depan.
"Saya perlu memverifikasi posisi para pemangku kepentingan regional dan internasional untuk melihat bagaimana tingkat partisipasi positif yang luas bisa membuahkan hasil yang kongkrit dalam putaran pembicaraan berikutnya," jelas Staffan de Mistura.
Jan Egeland, Kepala Satuan Tugas Bantuan Kemanusiaan untuk Suriah yang didukung PBB, mengatakan, Kamis, bantuan internasional tidak dapat menjangkau komunitas-komunitas yang terkepung oleh perang yang sangat membutuhkan suplai pangan dan medis.
"Kami telah menyiapkan lima konvoi bantuan kemanusiaan dalam empat hari terakhir.Semua konvoi itu tidak bisa diberangkatkan.Karena itu, 287 ribu orang yang berada di kawasan-kawasan yang sulit dijangkau atau kawasan-kawasan yang terkepung tidak mendapat pertolongan," kata Jan Egeland.
Kementerian Pertahanan Rusia, Kamis, mempublikasikan gambar-gambar yang menunjukkan apa yang menurut mereka pengiriman bantuan kemanusiaan ke kota Deir-Ezzor, Suriah timur, yang dikepung kelompok ISIS. Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari yang sama membanggakan keberhasilan negaranya dalam memerangi militan di Suriah.
"Kejadian-kejadian baru-baru ini di Suriah telah menunjukkan kemampuan Rusia dalam mengatasi tidak hanya masalah-masalah yang dekat tapi juga yang jauh dari perbatasan Rusia," kata Putin.
Rusia dan Iran telah membantu pemerintah Suriah merebut kembali sejumlah wilayah dari ISIS, yang aset-asetnya juga menjadi target serangan-serangan udara koalisi. Namun kelompok teroris itu terus menimbulkan kekacauan di negara yang dikoyak perang itu. Televisi pemerintah Suriah melaporkan, Kamis, kelompok militan itu telah menculik lebih dari 300 pekerja dari sebuah pabrik semen di timur laut ibukota Damaskus. [ab/lt]