Kekerasan pecah kembali pada Senin di Kaledonia Baru, wilayah Prancis di Pasifik, ketika kemarahan rakyat terhadap RUU reformasi pemilu yang kontroversial terus berlanjut.
PIihak berwenang mengatakan, para pemrotes membakar sebuah pos polisi dan kendaraan darurat di komunitas Dumbea, yang berlokasi di utara ibu kota Noumea, sementara balai kota di Koumac, komunitas lain di dekatnya, juga dibakar.
Putaran kekerasan terakhir ini terjadi dua hari setelah pemimpin pro kemerdekaan, Christian Tein dan enam aktivis lainnya dipindahkan ke Prancis, untuk menghadapi persidangan karena memprovokasi kerusuhan awal yang pecah pada pertengahan Mei lalu. Kekerasan meluas setelah RUU itu diperkenalkan di Parlemen Prancis, yang mengizinkan warga kelahiran Prancis yang menetap di Kaledonia Baru selama 10 tahun, untuk memberikan suara dalam pemilu lokal.
Pemimpin gerakan pro kemerdekaan di negara Kaledonia Baru mengatakan bahwa langkah itu akan melemahkan kekuatan suara warga suku asli Kanak yang telah menderita di bawah diskriminasi selama beberapa dekade.
Para pemrotes menjarah sejumlah rumah dan bisnis di Noumea dan membangun penghalang jalan yang mengarah masuk dan keluar ibu kota, mencegah pengiriman makanan dan obat-obatan untuk penduduk dan wisatawan yang terjebak di rumah-rumah serta berbagai resor. Sembilan orang tewas dalam kekerasan ini.
Hampir 1.500 orang telah ditangkap sejak pertengahan Mei, termasuk 38 orang pada Senin.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron menunda reformasi yang diusulkan itu, setelah mengunjungi Kaledonia Baru bulan lalu. [ns/ab]
Forum