Kekerasan meningkat, Jumat (14/5), antara Israel dan Palestina, dengan pertempuran di Tepi Barat di tengah pengeboman Gaza dari udara dan kerusuhan oleh orang-orang Arab di Israel.
Di seberang Tepi Barat, ratusan warga Palestina bentrok dengan polisi Israel, melempar batu dan membakar ban, dalam protes terbesar di wilayah tersebut dalam beberapa tahun. Beberapa pejabat Palestina melaporkan 11 warga Palestina tewas dalam kekerasan itu.
Di Israel, kekerasan berkelompok terjadi pada malam keempat ketika massa Yahudi dan Arab bentrok di pusat kota Lod.
Di Gaza, Israel menambah pasukan darat di perbatasannya dengan daerah yang dikuasai Palestina. Itu menambah kekhawatiran atas konflik yang telah berlangsung selama 5 hari yang dapat berubah menjadi perang habis-habisan. Kelompok militan Hamas terus meluncurkan roket ke Israel hari Jumat sementara Israel melanjutkan serangan artileri dan serangan udara terhadap wilayah tersebut.
Sejumlah pejabat kesehatan di Gaza menyatakan 13 orang tewas di utara Gaza hari Jumat (14/5) - hari raya Idul Fitri bagi Muslim - termasuk seorang perempuan bersama tiga anaknya, yang ditemukan di antara puing-puing rumah mereka.
Di bawah rentetan serangan Israel, keluarga penduduk Palestina meninggalkan rumah mereka di pinggiran Kota Gaza. Mereka tiba di sekolah yang dioperasikan Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan kendaraan, berjalan kaki dan keledai, juga membawa serta barang-barang penting seperti selimut dan roti.
Juga pada hari Jumat (14/5), militer Israel menyatakan tiga roket ditembakkan dari Suriah menuju wilayah Israel. Tidak ada laporan kerusakan, dan tidak ada komentar langsung dari Damaskus.
Dewan Keamanan PBB sepakat untuk bersidang hari Minggu untuk membahas situasi tersebut, setelah rencana untuk mengamankan pertemuan tertunda karena kekhawatiran dari Amerika Serikat. [mg/pp]