Prancis pada Minggu (4/8) memperingatkan situasi “yang sangat tidak stabil” di Lebanon seiring persiapan Iran dan sekutu-sekutunya untuk membalas pembunuhan tokoh-tokoh penting mereka, yang menurut mereka dilakukan oleh Israel. Seiring hal tersebut muncul pula seruan mendesak kepada warga negara asing untuk segera meninggalkan Lebanon.
Gerakan Hizbullah di Lebanon yang didukung Iran – yang telah melakukan kontak senjata hampir setiap hari dengan pasukan Israel sejak perang Gaza meletus pada 7 Oktober 2023 – mengumumkan para pasukannya telah menembakkan rentetan roket ke arah utara Israel pada Sabtu (3/8) malam.
Militer Israel mengatakan sebagian besar dari 30 proyektil yang diluncurkan dari Lebanon berhasil dicegat.
Israel Siaga Tinggi, Dua Warga Tewas Ditikam, Penyerang “Dinetralisir”
Israel dalam keadaan siaga tinggi mengantisipasi aksi militer besar dari kelompok-kelompok bersenjata yang bersekutu dengan Iran, termasuk Hizbullah dan Hamas. Petugas medis dan polisi mengatakan dua orang tewas pada Minggu dalam sebuah serangan penikaman di pinggiran kota Tel Aviv. Penyerang, seorang warga Palestina dari Tepi Barat yang diduduki, "dinetralisir" oleh polisi dan dibawa ke rumah sakit, di mana ia kemudian dinyatakan meninggal.
Sementara itu, sejumlah saksi mata dan pejabat di wilayah yang dikuasai Hamas itu mengatakan pasukan Israel terus membombardir Jalur Gaza. Tidak ada tanda-tanda akan berakhirnya perang Israel-Hamas yang sudah berlangsung selama hampir 10 bulan.
Perang ini dipicu oleh serangan kelompok militan Hamas pada 7 Oktober ke Israel selatan yang menewaskan 1.200 warga. Hamas juga menculik sekitar 250 orang lainnya, yang sebagian besar telah dibebaskan dalam kesepakatan gencatan senjata pertama pada November lalu.
Warga Asing Diminta Tinggalkan Lebanon
Prancis, Kanada dan Yordania adalah beberapa negara terbaru yang mengeluarkan imbauan kepada warganya untuk meninggalkan Lebanon.
"Dalam konteks keamanan yang sangat tidak stabil", warga negara Prancis "diminta dengan segera" untuk menghindari perjalanan ke Lebanon, dan mereka yang sudah berada di negara itu "agar segera membuat rencana untuk pergi...sesegera mungkin," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri di Paris.
Deputi Perdana Menteri Italia, yang merangkap sebagai Menteri Luar Negeri dan Kerjasama Asing, Antonio Tajani juga meminta seluruh warga Italia meninggalkan Lebanon; dan menyerukan warga Italia untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon dulu dengan tujuan apapun.
Pemerintah Amerika dan Inggris telah mengeluarkan peringatan serupa.
Beberapa maskapai penerbangan Barat telah menangguhkan penerbangan ke wilayah tersebut. Qatar Airways pada hari Minggu mengatakan "mengingat perkembangan terakhir di Lebanon," rute Doha-Beirut "akan beroperasi secara eksklusif pada siang hari" setidaknya hingga Senin (5/8). [em/ab]
Forum