Pertemuan setengah tahunan dari Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington berakhir, Sabtu (21/4) setelah kekuatan-kekuatan ekonomi teras menjanjijan lebih banyak dana kepada IMF untuk memerangi krisis ekonomi di masa depan di seluruh dunia, khususnya Eropa.
Direktur Pelaksana IMF, Christine Lagarde, mengatakan perkembangan besar dari pertemuan ini adalah janji dana 430 miliar dolar sebagai sumber daya tambahan dari beberapa negara, termasuk Tiongkok, Rusia, Australia, Korea Selatan, Singapura dan Inggris.
Blok 17 negara yang mempergunakan mata uang Euro telah menjanjikan 200 miliar dolar untuk IMF, dan Jepang akan menyumbang 60 miliar dolar. Swiss, Norwegia, Swedia, Polandia dan Denmark juga mengatakan akan meminjamkan IMF lebih banyak uang utnuk mendukung usaha bantuan pinjaman globalnya. Jumlah ini melipat gandakan cadangan IMF yang tersedia untuk pinjaman darurat sehingga mencapai hampir 1 triliun dolar.
Tetapi sejauh ini, tak ada janji dari pemegang saham IMF yang terbesar, Amerika. Washington sudah mengalokasikan 171 miliar dolar untuk IMF, tetapi masih harus meratifikasi sebuah komitmen dari 2010 untuk menaikkan pendanaannya sebesar 60 miliar dolar. Hal itu tidak mungkin terlaksana dalam sebuah tahun pemilihan presiden.
Agenda utama dalam diskusi ini adalah kekhawatiran yang berlanjut bahwa sebuah krisis utang Eropa baru bisa merugikan pertumbuhan ekonomi, khususnya di negara-negara yang membutuhkan paket penyelamatan.
Ekonomi Eropa lainnya yang kini mengkhawatirkan adalah Spanyol, yang sedang menghadapi resesi, hutang semakin menumpuk dan harga properti yang terus anjlok.
Lagarde mendesak pemerintahan-pemerintahan yang dibebani defisit agar mempercepat reformasi dan katanya, IMF harus secara terus menerus meningkatkan mekanisme untuk memicu tindakan penyelamatan sebelum terlambat.
Direktur Pelaksana IMF, Christine Lagarde, mengatakan perkembangan besar dari pertemuan ini adalah janji dana 430 miliar dolar sebagai sumber daya tambahan dari beberapa negara, termasuk Tiongkok, Rusia, Australia, Korea Selatan, Singapura dan Inggris.
Blok 17 negara yang mempergunakan mata uang Euro telah menjanjikan 200 miliar dolar untuk IMF, dan Jepang akan menyumbang 60 miliar dolar. Swiss, Norwegia, Swedia, Polandia dan Denmark juga mengatakan akan meminjamkan IMF lebih banyak uang utnuk mendukung usaha bantuan pinjaman globalnya. Jumlah ini melipat gandakan cadangan IMF yang tersedia untuk pinjaman darurat sehingga mencapai hampir 1 triliun dolar.
Tetapi sejauh ini, tak ada janji dari pemegang saham IMF yang terbesar, Amerika. Washington sudah mengalokasikan 171 miliar dolar untuk IMF, tetapi masih harus meratifikasi sebuah komitmen dari 2010 untuk menaikkan pendanaannya sebesar 60 miliar dolar. Hal itu tidak mungkin terlaksana dalam sebuah tahun pemilihan presiden.
Agenda utama dalam diskusi ini adalah kekhawatiran yang berlanjut bahwa sebuah krisis utang Eropa baru bisa merugikan pertumbuhan ekonomi, khususnya di negara-negara yang membutuhkan paket penyelamatan.
Ekonomi Eropa lainnya yang kini mengkhawatirkan adalah Spanyol, yang sedang menghadapi resesi, hutang semakin menumpuk dan harga properti yang terus anjlok.
Lagarde mendesak pemerintahan-pemerintahan yang dibebani defisit agar mempercepat reformasi dan katanya, IMF harus secara terus menerus meningkatkan mekanisme untuk memicu tindakan penyelamatan sebelum terlambat.