Sementara keluar dari pandemi, sudah lebih dari setahun ini dunia kekurangan pasokan cip (chip) komputer. Pembuat mobil, produsen peralatan rumah tangga, pembuat konsol game, dan banyak lainnya kalang kabut mencari cip.
Kekurangan otak dari setiap piranti komputasi itu menyebabkan penundaan produksi. Sebagian lain mendesain ulang produk demi menyesuaikan dengan jenis cip yang bisa mereka dapatkan.
Dawn Tiura adalah kepala eksekutif Sourcing Industry Group. Kepada VOA melalui Zoom, ia mengatakan, “Kami menggunakan semikonduktor dalam hampir setiap barang yang kalian beli. Jadi mesin cuci memberi tahu jika cucian sudah siap. Mesin pengering memberi tahu bahwa cucian sudah siap. Di oven ada sensor. Semua yang kita beli memiliki sensor yang terhubung ke internet. Jadi, kekurangan chip akan berdampak pada konsumen.”
Invasi Rusia ke Ukraina bisa memperburuk masalah pasokan cip global, kata para pakar. Baik Ukraina maupun Rusia memproduksi bahan utama yang digunakan dalam pemrosesan semikonduktor.
Lita Shon-Roy adalah CEO Techcet, perusahaan riset pasar. Dia berbicara dengan VOA melalui Zoom. “Sebagian perusahaan akan mengurangi ketergantungan, sesuai persediaan, rantai pasokan, dan bagaimana mereka mengelola. Sebagian lain akan semakin bergantung. Ini akan semakin menjadi masalah sementara perang berlanjut,” tukasnya.
Bagi konsumen, harga-harga akan naik antara lain karena kekurangan komponen tersebut.
Misha Govshteyn adalah CEO Macrofab, perusahaan manufaktur elektronik di Texas. Dia berbicara kepada VOA melalui Zoom.
“Jadi saya tidak akan terkejut jika barang elektronik yang sama yang biasa kami beli dua tahun lalu, dalam beberapa kasus kini 10 persen lebih mahal,” ujarnya.
Kekurangan itu telah membuat pemerintah Amerika dan Eropa mempertimbangkan untuk membawa pulang manufaktur cip. Tetapi itu akan memakan waktu.[ka/lt]