Ekstrimis Islamis di Irak menembaki dan membunuh warga sipil ketika mereka berusaha melarikan diri dari pertempuran antara ISIS dan pasukan pemerintah Irak di kota Fallujah, kata Dewan Pengungsi Norwegia (NRC).
“Laporan dari para keluarga yang telah dihubungi badan pengungsi NRC itu menggambarkan bahwa kaum sipil yang berusaha menyeberangi Sungai Efrat untuk melarikan diri dari pertempuran telah menjadi sasaran kelompok-kelompok bersenjata,” kata organisasi hak azasi manusia itu dalam pernyataan.
Pasukan Irak sedang bertempur melawan laskar ISIS selama beberapa minggu ini dalam usaha untuk merebut kembali kota itu, yang telah dikuasai oleh kelompok Muslim itu sejak Januari tahun 2014. Serangan tersebut sejauh ini telah mengepung kota itu di tiga sisi, dan satu-satunya daerah yang tidak diserbu adalah tepi barat sungai Efrat.
PBB memperkirakan jumlah kaum sipil yang terperangkap di Fallujah kira-kira 50 ribu orang. Penduduk telah berusaha menyeberangi sungai Efrat untuk melarikan diri, tetapi PBB mengatakan beberapa orang, termasuk anak-anak, telah hanyut ketika berusaha menyeberangi sungai yang lebarnya 300 meter itu.
Menurut NRC, hanya sedikit di bawah 3.000 keluarga yang berhasil mengungsi dari Fallujah pada awal serbuan Irak, yang mulai tanggal 21 Mei. Sejak itu, kata NRC, hanya beberapa keluarga yang telah berhasil lolos.
Serangan ke Fallujah bertepatan dengan dua serangan lain terhadap kota-kota yang dikuasai ISIS di negara tetangganya Suriah. Pasukan pemerintah Suriah telah mulai merebut kembali kota Raqua, sementara laskar Kurdi Suriah telah maju ke kota Manbij, basis penting ISIS dekat perbatasan Turki. [gp]