Human Rights Watch dan Amnesty International mengatakan, hari Rabu (27/5), bahwa Gambia telah menahan kawan-kawan dan sanak-keluarga tersebut tanpa memberitahu dengan jelas lokasi mereka. Di antara tawanan tersebut terdapat orang tua lanjut usia dan putera remaja mereka.
Kedua organisasi HAM tadi mendesak Gambia agar mengungkapkan lokasi tahanan dan mengenakan dakwaan atas pelanggaran mereka atau membebaskan para tawanan itu. Para tahanan tersebut semuanya terkait serangan yang gagal terhadap Istana Kepresidenan di ibukota Banjul pada tanggal 30 Desember 2014.
Sahabat, rekan, dan keluarga kelompok penyerang yang ditahan pada hari-hari setelah kudeta yang gagal itu belum terlihat sejak bulan Januari, menurut Human Rights Watch dan Amnesty International. Pihak keluarga mereka telah mengatakan kepada Human Rights Watch bahwa mereka diancam akan ditangkap jika terus mencari informasi tentang orang-orang yang telah hilang itu.
Pada bulan Maret, Gambia mengadili enam dari peserta kudeta, memvonis tiga orang dengan hukuman mati dan tiga orang dengan hukuman penjara seumur hidup. Kelompok-kelompok HAM mengungkapkan bahwa mereka tidak percaya para tersangka itu telah diadili secara adil.