Kelompok separatis Basque ETA, Jumat (20/4) meminta maaf atas penderitaan yang ditimbulkannya dalam kampanye kekerasan puluhan tahun untuk membentuk negara merdeka, dan memohon kepada para korbannya untuk memberikan ampunan.
“Kami telah menyebabkan banyak rasa sakit, kerusakan yang tak bisa diperbaiki. Kami ingin menunjukkan respek kepada mereka yang tewas, kepada yang cedera dan kepada para korban tindakan ETA. Kami secara tulus menyesalinya,” sebut kelompok militan itu dalam suatu pernyataan yang diterbitkan surat kabar Basque, Beria dan Gara.
ETA berkomitmen untuk “pada akhirnya mengatasi berbagai konsekuensi konflik dan tidak mengulanginya lagi,” sebut pernyataan itu.
Pernyataan itu muncul sementara ETA, singkatan dari Tanah Air dan Kemerdekaan Basque, diperkirakan akan mengumumkan pembubarannya awal bulan depan.
ETA, yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh pemerintah Amerika, dituding sebagai penyebab kematian lebih dari 850 orang sejak akhir 1960-an dalam upayanya mendirikan tanah air merdeka di wilayah utara Spanyol dan di bagian barat daya Perancis.
Kelompok ini melemah karena anggotanya terus berkurang dan serangkaian penangkapan tokoh-tokohnya pada akhir 1990-an dan 2000-an. Korban pembunuhan terakhir ETA adalah seorang polisi Perancis yang tewas di Paris pada tahun 2010. [uh]