Orang tua dari seorang diplomat Uni Eropa asal Swedia yang menghadapi hukuman mati di Iran dalam dakwaan mata-mata, pada Rabu (31/1), mendesak pemerintah Swedia untuk mempertimbangkan upaya pertukaran tahanan untuk memastikan pembebasan bagi anak mereka.
Dalam sebuah wawancara dengan koran Swedia, Dagens Nyheter, Matts Floderus, ayah dari Johan Floderus, 33, meminta Stockholm untuk melakukan pertukaran tahanan antara anaknya dengan warga Iran, Hamid Noury, yang ditahan di Swedia.
Noury, mantan petugas penjara di Iran yang berusia 62 tahun, menjalani hukuman seumur hidup di Swedia atas perannya dalam pembantaian massal di Iran pada 1988.
“Kami ingin kementerian luar negeri mengerahkan segala upaya yang mereka bisa,” kata Matts Floderus.
Kementerian Luar Negeri Swedia belum merespon permintaan AFP untuk berkomentar terkait ini.
Swedia dan Uni Eropa telah berulangkali meminta Iran untuk segera membebaskan Floderus.
Iran telah mendakwa Johan Floderus – yang bekerja untuk layanan diplomatik Uni Eropa di Brussels – dengan “tindak korupsi di muka bumi”, salah satu pelanggaran hukum paling serius di Iran, karena dengan sengaja melakukan konpirasi dengan musuh bebuyutan Iran, yaitu Israel.
Jaksa telah mendakwanya agar menerima hukuman maksimal – yaitu hukuman mati – ketika persidangannya berakhir di Teheran pada hari Minggu (28/1), menurut laman pengadilan setempat, Mizan Online.
Belum ada tanggal pasti untuk pelaksanaan hukuman itu.
Floderus telah ditangkap pada 17 April 2022 di bandara Teheran saat dia hendak pulang dari perjalanannya ke Iran, bersama sejumlah temannya.
Pemerintah, kelompok hak asasi manusia dan keluarga-keluarga dari warga asing yang ditahan di Iran telah menuduh Teheran terlibat dalam “diplomasi sandera.”
Ibunda Floderus, Kerstin, mengatakan bahwa anaknya “bahkan belum lahir” ketika Noury melakukan tindak kejahatannya.
“Jika ada hubungan (antara penahanan Johan Floderus di Teheran dan penahanan Noury di Swedia), maka Johan seperti membayar harga untuk sesuatu yang keliru yang Teheran pikir dilakukan oleh Swedia,” kata dia.
Ketika ditanya, apakah akan adil bagi korban-korban kejahatan Noury jika ia dikembalikan ke Iran, Kerstin Floderus menjawab, “Kami memahami sudut pandang itu.”
“Tetapi pada saat yang bersamaan, bukankah menjadi lebih penting bahwa seorang lelaki yang tidak bersalah dibebaskan, dan diizinkan untuk kembali pulang kepada keluarganya?” tambah Kerstin. [ns/rs]
Forum