Tautan-tautan Akses

Keluarga Pembangkang Politik Iran Prihatin dengan Kondisi Kesehatannya


Jamshid Sharmahd, pembangkang politik Jerman keturunan Iran, saat menghadiri persidangan di Teheran (foto: dok).
Jamshid Sharmahd, pembangkang politik Jerman keturunan Iran, saat menghadiri persidangan di Teheran (foto: dok).

Keluarga Jamshid Sharmahd, pembangkang politik Jerman keturunan Iran yang divonis mati di Iran, hari Senin (17/7) menyampaikan keprihatinan atas kondisi Jamshid setelah sehari sebelumnya melakukan pembicaraan telepon dengannya.

Ghazaleh Sharmahd, putri Jamshid, mencuit di Twitter, “Setelah lima bulan, hari ini untuk pertama kalinya kami berbicara melalui telpon dengan ayah kami, Jamshid Sharmahd. Sangat memprihatinkan ketika ia kehilangan kontak dengan putrinya selama dua tahun, dan kini ia diizinkan berbicara dengan saya.” Ditambahkannya, “kondisinya sangat mengkhawatirkan saya. Mungkinkah ini telepon perpisahan dengannya?”

Jamshid Sharmahd memiliki dwi-kewarganegaraan – Jerman dan Iran – dan dituduh mendalangi pemboman sebuah masjid di Shiraz tahun 2008. Jamshid telah membantah tuduhan itu. Ia telah divonis mati dan kini sedang menunggu pelaksanaan hukumannya.

Jamshid, yang berusia 68 tahun, pernah tinggal di Amerika di mana dia menjabat sebagai juru bicara Tondar, sebuah kelompok yang bertujuan memulihkan monarki yang memerintah Iran dan didukung Barat sebelum Revolusi Islam Iran tahun 1979. Keluarganya mengatakan pihak berwenang Iran menculik Jamshid ketika ia singgah di Dubai tahun 2020.

Ghazaleh menggambarkan kondisi ayahnya selama pembicaraan telpon hari Minggu itu dengan mengatakan “suaranya lemah, ia sakit parah.. ia telah menghabiskan lebih dari seribu hari di sel isolasi, menahan rasa sakit dan teror.”

Amnesty International mengatakan Jamshid tidak mendapat perawatan kesehatan yang memadai, dan menyerukan pembebasannya.

Jerman mengutuk vonis hukuman mati yang dijatuhkan terhadap Jamshid. Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mempertanyakan proses hukum kasus itu, dan pada awal tahun ini mengatakan Jamshid tidak pernah “menjalani pengadilan yang adil.” Ia mendesak Iran untuk membatalkan hukuman mati itu.

Sebaliknya juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menuduh Jerman “telah mencampuri urusan internal dan peradilan Iran,” dengan mengatakan “Iran tidak akan meminta izin dari siapa pun untuk mengatasi terorisme dan menegakkan keadilan.” [em/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG