Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Mohamad Subuh, kepada VOA, Kamis (1/9) memastikan hingga sekarang belum ada warga negara Indonesia terjangkit virus Zika.
Pihaknya, ujar Subuh, belum belum menerima informasi tentang adanya warga Indonesia yang positif terkena virus Zika termasuk di Jambi. Sebelumnya ada informasi yang menyebutkan bahwa virus Zika telah ditemukan menjangkiti seorang warga Suku Anak Dalam di Jambi.
"Sampai saat ini tidak ada confirm yang mengatakan itu benar-benar positif. Tetapi ada satu lembaga riset yang kebetulan waktu di Jambi KLB Demam Berdarah dan dia mau memeriksa sampel darah, kok ternyata kelihatannya seperti virus Zika. Ini sebenarnya berkembang (dari) yang ada. Pada kenyataannya pada saat ini bahwa belum ditemukan kasus positif Zika pada orang," ujarnya.
Pemerintah Indonesia terus mengantisipasi dan mencegah masuknya virus Zika di Indonesia, tambahnya.
Subuh mengatakan pemerintah telah melakukan antisipasi terhadap penyebaran virus Zika sejak Januari tahun ini, sebelum penyebarannya sampai di Singapura. Fokus pemantauan sebelumnya adalah orang-orang dari Amerika Latin, seperti Brazil dan Venezuela. Orang-orang dari Thailand dan Vietnam juga sempat masuk daftar pengawasan.
Kini pengawasan itu diperketat setelah jumlah pasien di Singapura yang terjangkit virus Zika terus bertambah. Hingga Selasa lalu, total warga Singapura yang terjangkit virus tercatat 115 orang.
Kementerian Kesehatan, lanjutnya, telah mengirim surat edaran kepada seluruh kepala kantor pelabuhan serta kepala dinas kesehatan agar mewaspadai virus Zika di daerah masing-masing.
Mereka, kata Subuh, diperintahkan memantau lebih seksama arus masuk orang dari luar negeri terutama dari singapura. Thermo Scanner (pemindai suhu tubuh) di pelabuhan feri pun yang ada di Batam sudah dipasang, ujarnya.
Pengawasan pun juga dilakukan dengan penyebaran kartu siaga kesehatan, dimana penumpang yang berasal dari negara yang pernah terjangkit Zika seperti Singapura diminta mengisi lengkap indentitas dan menyerahkannya kepada petugas kesehatan.
Subuh menambahkan, petugas kesehatan juga siaga dengan alat suhu tembak untuk memeriksa para penumpang yang datang dari negara terjangkit Zika.
"Yang perlu kita lakukan adalah peningkatan terhadp intensitas dari pengawasan karena destinasi orang dari Singapura itu banyak sekali. Makanya kita ketatkan pemberlakuan screening bagi seluruh penumpang berasal dari Singapura, termasuk di pelabuhan-pelabuhan laut, terutama di Batam," katanya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek telah mengeluarkan rekomendasi agar warga negara Indonesia tidak mengunjungi Singapura setelah sejumlah warga di negara itu terjangkit virus Zika. Kementerian Kesehatan, ujarnya, telah meminta Kementerian Luar Negeri untuk mengeluarkan travel advice atau travel warning ke Singapura.
Beberapa negara, seperti Australia, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat telah mengeluarkan larangan supaya warganya tidak melawat ke Singapura.
Subuh mengatakan sejak Mei lalu Kementerian telah meminta semua rumah sakit di tanah air untuk memeriksa kemungkinan berjangkitnya virus Zika pada seluruh pasien positif demam berdarah sebab virus Zika juga ditularkan oleh Aedes aegepty, nyamuk penyebar virus demam berdarah.
Gejalanya pun sama, yakni peningkatan suhu tubuh dan ada bercak merah. Virus ini berdampak ringan bagi sebagian besar orang tetapi sangat riskan bagi ibu hamil. Perempuan hamil yang terinfeksi virus Zika akan terancam melahirkan bayi dengan kepala kecil atau mikrosefalus serta kelainan otak lainnya. [lt/hd]