Tautan-tautan Akses

Kementerian Perdagangan Perkirakan Harga Kedelai Turun Setelah Lebaran


Perajin tahu tempe menggelar aksi atau mogok produksi di Depok, Jawa Barat pada Senin (21/2/2022). Foto: Paguyuban Dadi Rukun
Perajin tahu tempe menggelar aksi atau mogok produksi di Depok, Jawa Barat pada Senin (21/2/2022). Foto: Paguyuban Dadi Rukun

Perajin tahu tempe di berbagai daerah mogok produksi karena melesatnya harga kedelai impor dari sekitar Rp 8.000 per kilogram menjadi Rp 11.240 per kilogram.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan memperkirakan harga kedelai masih tinggi hingga Lebaran 2022 atau Mei 2022. Menurutnya, kenaikan harga tersebut dikarenakan harga dari negara pengekspor juga mengalami kenaikan. Kata dia, hampir 86 persen kebutuhan kedelai nasional berasal dari impor. Karena itu, kata dia, pemerintah tidak bisa mengontrol harga kedelai secara nasional.

"Harga kedelai tidak bisa dikontrol pemerintah. Tetapi kami pastikan ketersediaannya," jelas Oke Nurwan kepada VOA, Senin (21/2).

Oke Nurwan menambahkan pemerintah telah memastikan para importir untuk mengimpor kedelai agar pasokan tetap tersedia meskipun harga tinggi. Pemerintah memperkirakan harga kedelai akan menyentuh Rp 12 ribu per kilogram jelang Lebaran 2022.

Seorang pekerja membersihkan kedelai di pabrik tahu di Yogyakarta, 21 Februari 2022, di tengah perlambatan produksi dalam negeri akibat melonjaknya harga kacang kedelai di pasar dunia. (DEVI RAHMAN / AFP)
Seorang pekerja membersihkan kedelai di pabrik tahu di Yogyakarta, 21 Februari 2022, di tengah perlambatan produksi dalam negeri akibat melonjaknya harga kacang kedelai di pasar dunia. (DEVI RAHMAN / AFP)

Nurwan menjelaskan kenaikan harga tersebut akan membuat harga tempe dan tahu terkoreksi di tingkat perajin. Karena itu, ia mengatakan pemerintah akan melakukan edukasi kepada warga agar kegiatan produksi perajin tahu tempe tetap berjalan.

Selain itu, kata dia, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Perekonomian juga sedang berupaya mencari opsi-opsi lain untuk membantu perajin tahu tempe. Kendati ia belum mengetahui, pemerintah akan memberikan subsidi harga kedelai atau tidak.

Kementerian Perdagangan Perkirakan Harga Kedelai Turun Setelah Lebaran
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:14 0:00

"Pemerintah sedang memikirkan bagaimana membantu perajin tahu tempe yang jumlahnya 150 ribu UKM ini," tambahnya.

Sebelumnya, perajin tahu tempe di Jakarta dan sekitarnya mogok produksi mulai Senin (21/2) dan direncanakan hingga Rabu (23/2). Perwakilan perajin tahu tempe di sekitar Jakarta, Rasjani mengatakan, mogok tersebut dipicu kenaikan harga kedelai dalam beberapa pekan terakhir. Dari semula sekitar Rp 8.000 per kilogram menjadi Rp 11.240 per kilogram. Menurutnya, kenaikan harga ini membuat para perajin terancam gulung tikar.

Perajin tahu tempe menggelar aksi atau mogok produksi di Depok, Jawa Barat pada Senin (21/2/2022). Foto: Paguyuban Dadi Rukun
Perajin tahu tempe menggelar aksi atau mogok produksi di Depok, Jawa Barat pada Senin (21/2/2022). Foto: Paguyuban Dadi Rukun

"Kami bersama kawan-kawan berharap ke pemerintah untuk menstabilkan harga kedelai atau maksimal Rp 9 ribu per kilogram," jelas Rasjani kepada VOA, Senin (21/2/2022).

Rasjani menuturkan kondisi ini menambah tekanan ekonomi bagi para perajin tahu tempe yang selama ini sudah kesulitan akibat pandemi COVID-19. Ia juga menilai pemerintah terkesan membiarkan harga kedelai naik dan tidak mau memberi subsidi bagi para pelaku ekonomi kecil. Para perajin juga mendesak importir dan distributor kedelai impor tidak seenaknya menaikkan harga.

Produksi Kedelai Nasional Rendah

Produksi kedelai nasional pada tahun 2021 hanya berkisar 240 ribu ton. Produksi ini jauh dengan kebutuhan kedelai nasional sekitar 2 juta ton. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam rapat bersama DPR, Senin (24/1) mengatakan harga yang rendah membuat petani tidak berminat untuk menanam kedelai.

Selain itu, kata dia, tanaman kedelai juga rentan mendapat serangan hama sehingga berdampak kepada produktifitas kedelai lokal. Namun, kata dia, tantangan lainnya adalah persoalan anggaran tanaman pangan yang terus menurun setiap tahunnya.

"Persoalannya ada di anggaran yang terus turun. Tanaman pangan itu dari Rp5 triliun turun menjadi Rp3 triliun, menjadi Rp2 triliun lalu tinggal Rp 1,7 triliun," jelas Syahrul Yasin Limpo dalam rapat kerja pada Senin (24/1/2022).

Syahrul meminta DPR mendampingi Kementerian Pertanian dengan membentuk gugus tugas dalam mencari solusi bersama persoalan kedelai. [sm/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG