Kementerian Luar Negeri dan Konsulat Jendral Republik Indonesia di Los Angeles yang mengikuti perkembangan penembakan di konser musik Las Vegas pada Minggu malam (1/10) memastikan hingga saat ini tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban penembakan.
Hal ini disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Natsir ketika dihubungi VOA melalui telepon Senin pagi (2/10).
“KJRI Los Angeles sudah menghubungi beberapa tokoh masyarakat dan rumah sakit di Las Vegas terkait penembakan itu dan sampai saat ini tidak ada laporan adanya warga negara Indonesia yang menjadi korban penembakan di Las Vegas,” ujar Arrmanatha Natsir.
Meskipun demikian KJRI Los Angeles tetap membuka hotline 24 jam bagi mereka yang membutuhkan informasi, yaitu di nomor +1 2135908095.
Jumlah WNI di wilayah Southern Nevada diketahui sekitar 541 orang.
Polisi Pastikan Korban Tewas Kini Mencapai 50 Orang
Dalam perkembangan lainnya, Sherrif Joseph Lombardo di Departemen Kepolisian Metropolitan Las Vegas mengatakan kepada wartawan bahwa hingga Senin pagi (2/10) korban tewas sudah mencapai lebih dari 50 orang, termasuk dua polisi yang sedang berjaga di lokasi konser. Empat ratus lainnya luka-luka. Korban diperkirakan masih bisa bertambah karena polisi masih terus menyisir lokasi kejadian.
Dalam konferensi pers itu polisi juga mengidentifikasi pelaku penembakan sebagai Stephen Paddock, warga Mesquite, Nevada, berusia 64 tahun. Polisi masih menyelidiki latar belakang Paddock dan motif yang membuatnya menembaki penonton konser musik dari lantai 32 Mandalay Bay Hotel dimana ia berada. Polisi mengatakan telah menemukan sejumlah senjata api di ruangan hotelnya dan kini sedang menggeledah rumah Paddock.
Polisi juga masih mencari Marilou Danley, perempuan Asia yang diketahui bepergian bersama Paddock.
Sejauh ini, penembakan di Las Vegas ini merupakan insiden penembakan terburuk dalam sejarah Amerika. [em]