Pembicaraan terkait kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk membebaskan puluhan sandera yang ditahan oleh Hamas kemungkinan sedang berlangsung, menurut sebuah laporan. Kesepakatan seperti itu kemungkinan akan memungkinkan setidaknyajeda sementara dalam pertempuran di Gaza dan pengiriman bantuan yang sangat dibutuhkan lewat perbatasan. Para pejabat AS dan Israel mengatakan kesepakatan tersebut belum final.
Surat kabar Washington Post melaporkan bahwa Israel dan Hamas, yang ditetapkan sebagai kelompok teror oleh pemerintah Amerika, kini hampir mencapai kesepakatan dalam perundingan yang ditengahi AS untuk membebaskan puluhan sandera yang ditahan oleh Hamas dengan imbalan jeda lima hari dalam pertempuran. Jeda ini akan memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan secara signifikan.
Wakil Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jon Finer berbicara pada hari Minggu dalam acara jaringan televisi ABC “This Week.”
“Kami belum selesai. Belum ada kesepakatan yang dicapai, dan menurut saya terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa (kesepakatan) pasti akan terjadi mengingat seberapa dekatnya kami (kesepakan serupa hampir dicapai tapi kemudian gagal) pada masa lalu. Dan, saya pikir satu hal yang tidak akan saya lakukan adalah membahas semua hal yang belum terselesaikan yang sedang dinegosiasikan. Kami tidak menegosiasikan hal-hal ini di depan umum. Namun, hal ini merupakan prioritas yang sangat tinggi untuk dilakukan. Perundingan mengalami kemajuan, dan kami berharap hal itu akan segera selesai sehingga para sandera ini bisa pulang,” jelasnya.
Militer Israel terus melakukan serangan di Gaza sejak Hamas dengan berani menyerang negara itu pada tanggal 7 Oktober. Sekitar 1.200 orang dibunuh dalam serangan itu dan diyakini sekitar 240 orang disandera, sementara sejumlah lainnya belum ditemukan.
Duta Besar Israel untuk AS Michael Herzog berbicara pada hari Minggu dalam acara televisi ABC “This Week.”
“Kami berharap bisa membebaskan sejumlah besar sandera dalam beberapa hari mendatang. Saya tidak ingin membahas rincian pembicaraan ini karena sangat sensitif. Semakin sedikit kita membahas rinciannya, semakin besar peluang terjadinya kesepakatan semacam itu. Tapi ini adalah upaya yang sangat serius, dan saya berharap kita bisa mencapai kesepakatan dalam beberapa hari mendatang,” sebutnya.
Dalam minggu-minggu setelah tanggal 7 Oktober, serangan udara dan serangan darat Israel menewaskan lebih dari 12 ribu warga Palestina, kebanyakan warga sipil menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Tepi Barat.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina, atau UNRWA memperkirakan sekitar 900 ribu pengungsi berlindung di fasilitas mereka di seluruh Jalur Gaza. Jumlah ini enam kali lebih tinggi dari perkiraan skenario terburuk.
Perselisihan antara Israel dan Hamas kini memasuki minggu keenam dan sejauh ini hanya sebagian kecil bantuan kemanusiaan yang menjangkau warga sipil Palestina yang terjebak dalam baku tembak.
Bagi mereka, jeda dalam pertempuran bisa berarti perbedaan antara kematian dan perbekalan yang menyelamatkan nyawa melintasi perbatasan.
Sementara itu, pejabat kesehatan mengatakan 31 bayi prematur dalam “kondisi sangat kritis” dipindahkan dengan selamat pada hari Minggu. Bayi-bayi yang dievakuasi dari rumah sakit Shifa di Gaza itu kemudian tiba di Mesir, menurut media yang dikelola pemerintah Mesir, setelah layanan penyelamatan Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan mereka membawa 28 bayi prematur melintasi perbatasan.
Menurut kantor berita Associated Press, tentara Israel mengatakan pasukannya telah mengoordinasikanevakuasi bayi-bayi tersebut dari ruang bayi di rumah sakit Shifa. Sebuah video yang diterbitkan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menunjukkan seorang tentara membantu staf PBB memasukkan bayi dalam inkubator ke dalam ambulans. Video tersebut juga menunjukkan pasukan IDF membawa generator dan berdiskusi dengan pejabat WHO. Rekaman tersebut, yang dirilis pada Senin, 20 November, tidak dapat dikukuhkan secara independen oleh Associated Press. [lt/jm]
Forum