Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan data yang dirilis oleh covid19.go.id per 10 Juni 2020 memiliki 2.383 kasus positif corona, yang sekaligus menempatkan daerah itu di urutan keempat kasus positif terbanyak setelah Jawa barat, Jawa Timur dan DKI Jakarta. Sulawesi Selatan memiliki 757 kasus sembuh dari virus corona.
Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengatakan berbagai upaya terus dilakukan untuk menekan perebakan virus corona, antara lain dengan menggiatkan edukasi tentang protokol kesehatan standar, seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan serta selalu mencuci tangan.
“Yang kedua kami juga secara aktif terus melakukan tracing contact. Kenapa? Supaya kita bisa menemukan orang-orang yang kemana-mana menularkan termasuk orang-orang yang dikategorikan OTG (Orang Tanpa Gejala) maupun ODP, ini terus kita lakukan” jelas Nurdin Abdullah dalam suatu acara diskusi daring yang digelar BNPB Indonesia (10/6).
Nurdin menyampaikan saat ini kapasitas swab test atau tes usap oleh laboratorium di Sulawesi Selatan telah ditingkatkan dari 350 menjadi 800 pemeriksaan sampel per hari.
“Kita berharap bukan kenaikannya tapi bagaimana menekan angka kematian terus kurva terus melandai, ini yang kita dorong, sehingga betul-betul kita terus melakukan upaya-upaya agar kita bisa cepat untuk mengendalikan Covid-19 ini,” harap Nurdin.
Dalam dialog bertema “Masa Transisi di Sulawesi : Strategi dari Zona Merah ke Zona Hijau?” Gubernur Sulawesi Selatan itu menjelaskan hingga saat ini zona hijau yang tidak memiliki satu pun kasus positif corona adalah Kabupaten Toraja Utara, sedangkan zona merah adalah kota Makassar.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyebutkan lima wilayah di tingkat kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan yaitu Barru, Kepulauan Selayar, Tana Toraja, Bulukumba dan Kota Palopo telah dikategorikan sebagai zona kuning (tingkat penularan rendah) yang telah dapat mempersiapkan pelaksanaan aktivitas masyarakat aman Covid-19 dan produktif, sehingga masyarakat yang sehat dapat beraktifitas dengan aman, tidak terdampak secara sosial dan ekonomi.
AJI: Perlu Regulasi untuk Dorong Warga Adaptasi Kelaziman Baru
Muhammad Iqbal, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) kota Palu yang turut menjadi narasumber, mengatakan dibutuhkan regulasi peraturan daerah untuk mendorong masyarakat beradaptasi dengan kebiasaan baru menggunakan masker. Regulasi itu perlu disertai dukungan pemerintah untuk memfasilitasi warga yang tidak dapat mengikuti aturan itu karena alasan ekonomi. Misalnya para penyintas gempa bumi 2018 di kota Palu yang hingga kini masih berada di tenda darurat dan hunian sementara (huntara).
“Jadi tidak hanya sekedar menerbitkan regulasi tapi juga memberikan dukungan, misalnya untuk masyarakat yang berada di huntara misalnya yang belum tentu setiap mereka layak untuk melakukan itu semua,” jelas Iqbal.
Ditambahkannya, dalam situasi pandemi virus corona, media massa di Sulawesi Tengah ikut berperan mengedukasi masyarakat di wilayah itu untuk menerapkan protokol Covid-19 sebagai budaya baru dalam kehidupan sehari-hari, dengan membiasakan diri menggunakan masker dan rajin mencuci tangan.
Tujuh Kabupaten-kota di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu Kota Palu, Morowali, Sigi, Poso, Tolitoli, Banggai Kepulauan dan Banggai Laut juga telah dikategorikan berisiko rendah atau zona kuning. [yl/em]