Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Roberto Azevedo memperingatkan bahwa perekonomian global akan melemah dan jutaan pekerjaan akan hilang jika para pemimpin politik tidak berhasil merundingkan penyelesaian untuk mengakhiri perang dagang saat ini.
WTO melaporkan ada peningkatan signifikan dalam langkah-langkah proteksionisme sejak pertengahan Oktober, dengan negara-negara memberlakukan rata-rata 11 langkah pembatasan perdagangan setiap bulan. Kepala WTO, Roberto Azevedo mengatakan dampak negatif utama akibat pembatasan perdagangan itu seharusnya memicu sejumlah peringatan.
“Ini mengancam pemulihan ekonomi global. Ini mengancam pertumbuhan. Ini mengancam lapangan kerja. Kekhawatiran kita sesungguhnya adalah suasana saling membalas atau apapun istilahnya, dan dapat dianggap sebagai hal normal yang baru jika negara-negara mulai menganggapnya sebagai perilaku yang normal,” ujar Azevedo.
Menurutnya, hal ini akan sangat berbahaya bagi perekonomian global ke depan. Azevedo menambahkan bahwa perang dagang bukan masalah teknis. Ini adalah situasi politik, yang katanya harus diselesaikan dengan cara politik.
“Jadi, para pemimpin harus berbicara diantara mereka sendiri. Pada suatu waktu, mereka harus mulai saling mendengarkan. Bukan hanya menanggapi. Ini bukan hanya soal membuat ancaman satu sama lain. Pada suatu waktu, pertanyaannya akan menjadi — oke, kita memiliki semua masalah ini, bagaimana cara memperbaikinya?," tandasnya.
Proses itu tampaknya telah dimulai. Setelah pertemuan hari Rabu di Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump dan Ketua Komisi Eropa Jean-Claude Juncker menarik diri dari perang dagang habis-habisan. Mereka sepakat bekerja sama untuk menurunkan tarif. [as]
