Serangan Senin di St. Petersburg menyusul insiden teror dalam tahun-tahun terakhir ini, seperti pemboman Boston Marathon pada 2013, yang dilakukan oleh warga Chechnya yang besar di Kyrgyzstan, dan serangan bandara Istanbul Juni lalu dimana seorang tersangkanya adalah warga Kyrgyzstan.
Meskipun pejabat Rusia menduga tersangka penyerang, Akbarzhon Dzhalilov tidak terkait dengan ISIS, ada spekulasi di kalangan penyelidik, pemboman ini dilakukan sebagai balasan atas keterlibatan Rusia dalam perang saudara di Suriah, termasuk serangan terhadap sasaran-sasaran ISIS. Demikian kata media Rusia.
Negara berpenduduk enam juta itu merupakan tempat penggemblengan teroris yang kemudian bergabung dengan ISIS dan kelompok militan lainnya di medan perang Irak dan Suriah kata analis.
Menurut statistik pemerintah dan kelompok-kelompok yang memantau teror, lebih dari 500 orang, termasuk 121 perempuan, telah meninggalkan Kyrgyzstan untuk memerangi Suriah dan Irak sejak 2014. Puluhan dari mereka kembali sementara ISIS terus dipukul mundur, dan kehadiran mereka menyebabkan keprihatinan baik pemerintah Kyrgyzstan, Rusia maupun pihak negara-negara Barat. [jm]