Dalam detik-detik terakhir hidupnya, mantan kepala pemadam kebakaran yang tewas tertembak pada acara kampanye Donald Trump di Pennsylvania, Amerika Serikat (AS), melompat ke hadapan keluarganya demi menyelamatkan mereka dari rentetan tembakan yang dilepaskan pada Sabtu (13/7). Insiden pada Sabtu itu adalah percobaan pembunuhan terhadap mantan presiden AS.
“Saya berharap ini tidak pernah terjadi, saya tidak percaya ini telah terjadi. Ia benar-benar seorang pekerja keras yang takut pada Tuhan. Ia mencintai keluarganya. Ini hal terakhir yang ia layak dapatkan,” kata sesama relawan pemadam kebakaran, Letnan Craid Cirrincione, mengenai mendiang Corey Comperatore.
Cirrincione mengatakan bahwa Comperatore senang melayani masyarakat.
Mantan Presiden Trump tengah menunjukkan data mengenai jumlah penyeberangan perbatasan AS ketika tiba-tiba terdengar lima letusan senjata api ditembakkan.
Trump kemudian tampak memegang telinganya sebelum merunduk dan tiarap. Para agen dengan sigap membentuk formasi perisai manusia di sekelilingnya. Ketika Trump berdiri, darah tampak mengucur di wajahnya. Ia pun lantas mengepalkan tangannya ke atas untuk menyemangati para pendukungnya.
“Semalam, sekitar pukul 22.00, saya menerima pesan dari beberapa jemaat gereja dan lainnya, mereka mengirimkan pesan bahwa ia telah tewas terbunuh,” kata Cirrincione. “Perasaan saya campur aduk karena tidak tahu apa yang terjadi.”
Sedikitnya dua orang lainnya terluka dalam upaya pembunuhan Trump di acara kampanyenya di Kota Butler, Pennsylvania, Sabtu.
“Pada momen-momen terakhirnya ia melindungi keluarganya dari tembakan. Bahkan ia akan tetap melakukannya untuk orang asing. Ia seorang pria yang ingin melindungi, melayani dan mencintai. Ia benar-benar penuh kasih sayang.”
Cirrincione juga teman gereja Comperatore, yang telah mengenalnya sejak remaja.
Penggalangan dana melalui situs GoFunfMe untuk membantu keluarga Comperatore telah berhasil mengumpulkan sumbangan lebih dari $180.000 (sekitar Rp2,9 miliar) per Minggu (14/7). [rd/lt]
Forum